RUU IKN Melenggang Mulus, Desain Dikritisi Geolog

- Kamis, 26 November 2020 | 13:08 WIB
-
-

BALIKPAPAN–Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Ibu Kota Negara (IKN) melenggang mulus masuk Program Legislasi Nasional (Prolegnas) Prioritas 2021. Mayoritas fraksi di Badan Legislasi (Banleg) sepakat memasukkan dasar hukum pemindahan IKN ke Kaltim diprioritaskan pembahasannya pada tahun depan. Hanya Fraksi PAN yang menolak RUU IKN masuk Prolegnas Prioritas 2021.

Fraksi PAN menjadi fraksi kedua yang membacakan pandangan mini fraksi pada rapat kerja pengambilan keputusan Prolegnas Prioritas 2021, yang dilaksanakan Banleg DPR dengan Menteri Hukum dan HAM dan DPD pada Rabu (25/11) malam. Zainuddin Maliki selaku juru bicara Fraksi PAN memberikan catatan terhadap RUU IKN yang diusulkan pemerintah itu. Fraksi PAN menilai, keberadaan RUU tersebut belum mendesak. Sehingga perlu ditinjau kembali. “Mengingat keadaan negara fokus pada pandemi (Covid-19). Berimbas pada sulitnya keuangan negara,” ucapnya.

Pada akhir pembacaan pandangan mini fraksi, Fraksi PAN menyetujui RUU yang masuk Prolegnas Prioritas 2021 dengan catatan. “Tanpa menyertakan RUU Pembinaan HIP (Haluan Ideologi Pancasila), RUU IKN, dan Bank Indonesia (BI) untuk dikeluarkan dari Prolegnas Prioritas 2021” kata pria berambut putih ini. Ketua Banleg DPR Supratman Andi Agtas lantas memutuskan dilakukan forum lobi sebelum dilakukan proses pengambilan keputusan. Lobi dilakukan selama 10 menit. Walaupun Fraksi PAN tidak menyetujui RUU IKN, namun tidak disinggung dalam lobi tersebut. Rapat kemudian dilanjutkan lagi sekira pukul 23.00 Wita. “Terkait dengan 3 RUU tadi yang fraksi-fraksi masih membutuhkan waktu lobi, pendalaman. Dan karena itu, kita sudah menyepakati dengan pemerintah, DPD, dan DPR RI, untuk proses pengambilan keputusan pada malam hari ini, kita tunda sampai besok (hari ini). Nantinya waktunya akan kita sampaikan lagi,” kata dia mengakhiri rapat kerja tersebut.

Di forum lain, desain pusat pemerintahan IKN yang direncanakan dibangun di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), menuai kritikan ahli geologi Andang Bahtiar. Desain yang disayembarakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan dimenangkan oleh Urban Plus dengan konsep Nagara Rimba Nusa itu, dinilai tidak realistis. Walau saat ini, penyempurnaan desain yang disusun simultan dengan masterplanatau rencana induk calon IKN.

Andang Bahtiar dalam Seminar Nasional PETABUMI 2020 "Ibu Kota Baru dalam Kacamata Geologi", mengulang kembali tanggapannya atas desain calon IKN yang diumumkan pada 23 Desember 2019 itu. Dia melihat desain yang dirancang tersebut luar biasa. Dengan air yang berlimpah di kawasan calon IKN. Lalu masyarakat dapat leluasa berperahu. Ditambah dengan hutan yang sangat lebat. “Saya bilang ini, enggak sesuai dengan kenyataan. Enggak mungkin dibikin kayak gitu, daerah sini (Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara/PPU),” kritiknya.

Apa yang disampaikannya bukan tanpa alasan. Pengalamannya saat bekerja sebagai ahli geologi di perusahaan minyak Huffco Indonesia, yang kemudian berubah nama menjadi VICO Indonesia itu, membuatnya akrab dengan Kecamatan Sepaku. Wilayah kerjanya di daratan cekungan Kutai atau Kutai Basin di Kecamatan Sepaku, membuatnya sangat mengenal wilayah tersebut. Bahkan disertasi program doktoralnya pun mengangkat mengenai geologi di Kecamatan Sepaku. Dari desain calon IKN tersebut, Andang yang kini bekerja di Paris, membuat tulisan terkait dengan kondisi geologi di Kecamatan Sepaku.

Dia melaporkan, sumber air tidak ada di kawasan tersebut. Baik air tanah, maupun air permukaan sangat sulit untuk didapatkan. Tulisan yang diunggah ke media sosial itu kemudian viral. Dan sejak itu, dia terus-menerus menyampaikan hal tersebut. “Alhamdulillah, akhirnya secara resmi juga, sekitar 1–2 bulan yang lalu, saya menyerahkan banyak data ke pemerintah. Lewat webinar, saya serahkan semua data SHP (shapefile) saya, dikaitkan dengan data base GIS (Geographic Information System) ke siapa pun pihak yang membutuhkan,” ucapnya.

Sarjana Jurusan Geologi, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Bandung (ITB), itu menyampaikan data tersebut secara terbuka. “Bukan berarti saya anti pemindahan IKN. Tetapi banyak PR (pekerjaan rumah) yang harus dilakukan pemerintah. Sehingga mereka atau kita semua bangsa Indonesia, tidak akan rugi di masa depan,” ungkapnya. Dia melanjutkan, hal itu dilakukan agar ke depannya pemindahan IKN ini, tidak mendatangkan dampak negatif. “Diakibatkan kita tidak tahu dan tidak mempersiapkan data-data awalnya,” kata mantan anggota Dewan Energi Nasional (DEN) itu.

Kabag Pembangunan Setkab PPU Nicko Herlambang yang turut menjadi pemateri, sependapat dengan Andang Bachtiar. Desain calon IKN yang dimenangkan oleh Urban Plus itu, juga dinilai tidak realistis. Wilayah utara PPU yang merupakan Kecamatan Sepaku, merupakan wilayah pasang surut air laut. Dengan kemungkinan banjir dan sedimentasi cukup besar. Sehingga tidak dimungkinkan ada Danau Pancasila yang ada pada desain tersebut. “Teman-teman dari Jakarta nanya ke saya, di mana Danau Pancasila? Itu hanya utopia saja kalau saya bilang,” sindirnya.

Dalam maket desain bertema Nagara Rimba Nusa itu, terdapat sebuah danau yang diberi nama Danau Pancasila. Danau tersebut akan memuat lima nilai Pancasila dalam desain arsitekturnya secara keseluruhan. Nicko pun mengkritik jika calon IKN dibangun ke wilayah pesisir, akan mengganggu kelangsungan warga PPU yang sudah lama bermukim di sana. Mereka adalah masyarakat yang kebetulan pada saat izin Hutan Tanaman Industri (HTI) dan izin Hak Pengusahaan Hutan (HPH) diterbitkan, mereka menjadi terpinggirkan. Dan terpaksa berada di wilayah yang tidak menyenangkan, terutama di wilayah mangrove. Sebab, mereka tidak bisa memasuki kawasan hutan.

“Makanya saya bilang, agak lucu, ketika memaksa untuk menjadikan wilayah HTI yang sekarang sudah ditebang dan ditanam, menjadi wilayah konservasi. Harusnya kita berharap zona wilayah tebang yang sekarang ada di wilayah ITCI itulah yang dibangun sebagai ibu kota. Wilayah pesisir, wilayah masyarakat kami itu bisa tetap hidup sebagai seperti eksisting sekarang,” jabar dia. (kip/riz/k8)

 

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X