SAMARINDA - Hampir setahun ini, kerja guru berbeda dengan sebelumnya. Mereka kini menghadapi tantangan mengajar di masa pandemi Covid-19. Para guru pun dituntut bisa kreatif.
Hal ini diungkapkan Joni, guru SMA 6 Samarinda yang juga Ketua Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) Kaltim. Tantangan Mengajar saat ini, adalah seorang guru harus kreatif dalam memberikan pembelajaran.
"Terutama bagaimana menggunakan berbagai metode pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan. Sehingga tidak membuat siswa bosan dalam mengikuti pembelajaran," kata Joni.
Di sisi lain, dia menambahkan bahwa seorang guru harus bisa menguasai berbagai konten pembelajaran berbasis IT, antara lain video pembelajaran berbasis power point, youtube pembelajaran, video pembelajaran menggunakan kinemaster.
"Juga video pembelajaran menggunakan filmora, podcast, Learning Manajemen system (LMS) seperti google classroom, schoology, quiiper school, edmoodo, rumah belajar, ruang guru, selain itu guru juga harus bisa menguasai penggunaan media conference antara lain google meet, zoom meeting, free conference call (FCC) dan lain-lain," papar Joni.
Tak hanya itu, tantangan lain adalah bagaimana bisa membuat siswa itu bergairah mengikuti pembelajaran. Sebab kendala paling besar dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ) online adalah keaktifan peserta didik yang rendah dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini disebabkan berbagai faktor, antara lain, masalah ketersediaan gadget, masalah kuota, masalah jaringan maupun masalah internal peserta didik itu sendiri.
"Selain itu tantangan yang harus dihadapi guru bagaimana bisa tetap menanamkan nilai-nilai karakter pada saat pembelajaran jarak jauh yang tentunya sangat sulit sekali karena tidak bisa berinteraksi secara langsung," imbuhnya.
Oleh sebab itu, jika pada masa ini seorang guru mengajar dengan cara yang biasa saja tanpa inovasi, maka yang terjadi adalah tingkat kebosanan yang tinggi oleh peserta didik yang menyebabkan rendahnya partisipasi mereka dalam mengikuti pembelajaran.
Di Kaltim sendiri, ada puluhan ribu guru. Mereka lah yang jadi tonggak utama agar masyarakat Kaltim bisa cerdas. Meskipun, di tengah keterbatasan akibat pandemi covid-19. (nyc)