SAMARINDA–Wandi (38) yang semula niat untuk melampiaskan hawa nafsunya sepulang kerja, melipir ke kedai yang biasa disebut kopi pangku di kawasan Jalan Poros Samarinda-Tenggarong, Kelurahan Bukit Pinang, Kecamatan Samarinda Ulu, Minggu (22/11).
Tawar-menawar dilakukan sebelum akhirnya sepakat. Di bilik kamar, Wandi memuaskan hasratnya dengan wanita tuna susila (WTS). "Setelah berkenalan kemudian ‘ngamar’. Tapi tidak langsung berhubungan intim mereka," ungkap Kanit Reskrim Polsek Samarinda Ulu Ipda M Ridwan saat ditemui, (23/11).
Namun, Wandi rupanya lebih tergiur dengan gelang-gelang yang dikenakan perempuan tersebut, sebut saja Bulan. Niat untuk memiliki perhiasan si “kupu-kupu malam” melintas di kepalanya. Terlebih, pria hidung belang itu tengah terlilit utang karena kalah berjudi. Untuk melancarkan aksinya, Wandi berniat membuat Bulan pingsan. Berbekal palu yang berada di dalam kamar, Wandi memukul tengkuk leher Bulan yang sedang mandi.
"Saat dipukul korban langsung berteriak. Karena panik, tersangka kembali memukul kepala serta tubuh korban berkali-kali menggunakan palu, sampai korban tergeletak dan bercucuran darah. Setelah itu mencoba kabur," beber Ridwan.
Jeritan Bulan didengar warga sekitar. Wandi yang hendak kabur dicegat warga. Bahkan sempat menjadi amukan massa. Bulan yang tak berdaya bersimbah darah langsung dilarikan ke RSUD AM Parikesit guna mendapatkan perawatan intensif.
"Ada 11 luka di kepala dan tubuh korban. Tiga jari kanan patah. Sebelumnya mampir main judi di Kitadin. Kalah Rp 800 ribu," sambung Ridwan.
Usut punya usut, perhiasan yang hendak dirampas bukan emas asli. Gelang berkilau hanyalah emas palsu.
Ditemui di ruang terpisah, Wandi mengaku jika sedang terlilit utang. Emas yang hendak dirampas itu rencananya menebus kekalahan. "Lupa berapa jumlahnya, karena cicil ke beberapa orang," singkatnya. (*/dad/dra/k8)