SAMARINDA–Pipa jaringan milik Perumdam Tirta Kencana Samarinda di Jalan DI Panjaitan, Kelurahan Gunung Lingai, Kecamatan Sungai Pinang, pecah Sabtu (21/11) lalu. Akibat tergaruk ekskavator proyek peningkatan drainase yang tengah dikerjakan bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat PUPR-Pera Kaltim.
Humas Perumdam Tirta Kencana Samarinda Lukman membenarkan kejadian itu dan mengatakan, sejak proyek itu dimulai pertengahan Oktober, sudah tiga titik pipa yang pecah. Pihaknya sigap memperbaiki, mengganti dengan pipa baru agar tidak berdampak terlalu lama terhadap distribusi air ke warga. "Di sana ada pipa 10 inci atau 250 mm, yang bersumber dari IPA Gunung Lingai dan Booster DI Panjaitan. Dampaknya ke warga di daerah Damanhuri sampai Gerilya. Biasanya mereka bergiliran tiap dua hari, kini menjadi empat hari," ucapnya, kemarin (22/11).
Dia berharap warga bisa memahami karena itu proyek pemerintah untuk mengurangi dampak banjir di kawasan tersebut. Serta meminta warga sigap menampung lebih banyak air jika mengalir selama proyek di sana masih dikerjakan. "Makanya kami juga mohon pengertiannya," jelasnya.
Sementara itu, PPTK Peningkatan Drainase Jalan DI Panjaitan H Aspian Noor menjelaskan, pecahnya pipa akibat operasional alat berat karena harus meningkatkan kondisi drainase lama dengan lebar sekitar 4 meter dan kedalaman 2 meter. Meski demikian, pihaknya telah berkoordinasi dengan Perumdam Tirta Kencana Samarinda, jika terjadi pipa pecah dan siap untuk mengganti.
"Kami mengganti kok, kerusakan utilisasi ada dalam bagian pekerjaan, termasuk instalasi tiang listrik sudah beberapa titik dipindahkan," ucapnya.
Dia menduga, kejadian pipa tergaruk akibat pengerjaan proyek hanya diperbolehkan malam, mulai pukul 19.00–06.00 Wita. Sebab, bila dikerjakan pagi, berpotensi membuat arus kemacetan di jalur tersebut, karena poros utama menuju Bandara APT Pranoto, serta ke akses jalan antarkota menuju Bontang dan Kutai Timur. "Kami sudah bersurat ke Polda Kaltim, mohon agar bisa bekerja pagi sekitar pukul 09.00 Wita agar tidak mengganggu waktu berangkat bekerja. Tetapi sempai saat ini belum ada rekomendasi baru, makanya pola itu (kerja malam) masih dilakukan," jelasnya.
Dia meminta pengertian masyarakat bahwa proyek itu bertujuan mengurangi dampak banjir di kawasan DI Panjaitan, dengan memperlebar drainase yang ada. "Kami akan lebih berhati-hati agar kualitas pekerjaan juga tetap maksimal," singkatnya. (dns/dra/k16)