BALIKPAPAN – Kaltim menjadi salah satu daerah prioritas pemberian vaksin. Meski belum jelas berapa jumlah vaksin yang akan diberikan pemerintah pusat, daerah kini telah diminta mempersiapkan tempat penyimpanan vaksin Covid-19. Termasuk Pemkot Balikpapan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan Andi Sri Juliarty mengatakan, penting untuk mempersiapkan tempat penyimpanan karena vaksin tidak boleh rusak. Perlu menjaga vaksin dalam suhu tertentu dan wajib memerhatikan rantai vaksin. Sehingga pihaknya mulai diarahkan untuk mempersiapkan tempat tersebut.
Saat ini, belum ada kabar pasti berapa alokasi vaksin untuk Kaltim. DKK Balikpapan masih menunggu informasi terbaru dari Kementerian Kesehatan. Dia menyebutkan, pemerintah hingga kini masih menunggu uji klinis tahap ketiga pada vaksin. Namun sembari menanti kepastian, pihaknya segera mendata sasaran vaksin Covid-19.
Menurutnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menyatakan aman terhadap vaksin Covid-19. Namun, pemerintah tentu tetap menunggu hingga hasil uji klinis tahap ketiga. “Kita masih tunggu sampai uji klinis ketiga. Setelah itu berjalan aman baru kita tunggu pedoman dari pusat,” sebutnya.
Belum lagi soal pendistribusian, Balikpapan kemungkinan besar kembali menjadi pintu masuk kedatangan vaksin. “Kemungkinan vaksin droping di Balikpapan. Bisa jadi kota ini akan jadi tempat penitipan vaksin sementara,” ucapnya. Hal ini sama seperti pendistribusian bantuan alat pelindung diri (APD) dari pemerintah pusat.
Di mana bantuan masuk melalui Balikpapan, lalu disebarkan kepada kota-kota lain di sekitarnya. Perempuan yang akrab disapa Dio ini mengatakan, Dinas Kesehatan se-Kaltim telah melakukan rapat koordinasi soal vaksin. Setiap dinas kesehatan di kabupaten/kota di Benua Etam diminta untuk mendata jumlah tenaga medis.
Nantinya tenaga medis membantu dalam melakukan vaksinasi ke sejumlah golongan masyarakat yang menjadi prioritas penerima. Saat ini, jumlah tenaga kesehatan di Balikpapan yang siap melakukan vaksinasi sebanyak 348 tenaga medis dari puskesmas.
Kemudian 743 tenaga medis di luar puskesmas. Misalnya rumah sakit, klinik, dan fasilitas kesehatan milik swasta. “Total 1.091 tenaga medis siap untuk melakukan vaksinasi, datanya sudah dikirim ke pusat,” ucapnya. Dia menuturkan, saat ini koordinasi soal vaksin baru sebatas itu. (gel/ms/k15)