Tahun Depan Siapkan Pembiayaan Perumahaan Rp 30 T

- Senin, 23 November 2020 | 11:12 WIB

JAKARTA- Pemerintah terus melanjutkan program skema penyediaan rumah terjangkau untuk golongan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Tahun depan anggaran sebesar Rp 30 triliun dikucurkan untuk mendukung program tersebut.

Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyampaikan di dalam APBN 2021 dialokasikan anggaran pembiayaan perumahaan sebesar Rp 30 triliun. Anggaran tersebut dialokasikan untuk sejumlah program perumahan untuk MBR. Diantaranya adalah anggaran skema subsidi selisih bunga (SSB) sebesar Rp 5,9 triliun.

Kemudian alokasi untuk subsidi bantuan uang muka (SBUM) mencapai Rp 630 miliar, pembiayaan dari kementerian atau lembaga Rp 6,7 triliun, dan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) sebesar Rp 16,6 triliun. "(Alokasi FLPP, Red) untuk 157,5 ribu unit rumah," kata Ma'ruf Sabtu (21/11) malam.

Ma'ruf menjelaskan untuk mendukung penyediaan rumah bagi MBR, pemerintah menjalankan skema tersebut sejak 2015 lalu. Dia mengingatkan sejak diresmikan Presiden Jokowi 2015 lalu, program satu juta rumah telah terealisasi sekitar 4,8 juta unit per 2019 lalu. "Dan yang membuat kita semua bangga, lebih dari 70 persen, dari jumlah tersebut dinikmati oleh golongan masyarakat berpenghasilan rendah atau MBR," ungkap Ma'ruf.

Menurut dia capaian tersebut menjadi bukti pemerintah hadir memfasilitasi penyediaan hunian bagi masyarakat. Serta mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia sebagaimana amanat konstitusi.

Di tengah capaian baik itu, Ma'ruf mengatakan ada sejumlah hal yang perlu ditingkatkan. Khsusunya untuk serapan anggarannya. Dia mencontohkan untuk program FLPP baru terserap Rp 8,9 triliun dari anggaran Rp 11 triliun. Kemudian untuk skema SSB dari plafon Rp 4,9 triliun realisasinya masih sangat kecil di angka Rp 788 miliar.

Lalu untuk program SBUM juga masih rendah. Dari target penerima 4 juta orang dengan anggaran Rp 1,6 triliun, baru tersalurkan Rp 90 miliar. Selanjutnya program bantuan pembiayaan berbasis tabungan (BP2BT) dari anggaran Rp 8,3 triliun baru terealisasi Rp 380 miliar. Data sampai Januari 2020 bantuan skema FLPP, SSB, dan BP2BT realisasinya sebanyak 688.027 unit rumah. 

Ma'ruf memahami di tengah pandemi Covid-19 sektor properti mendapatkan tantangan cukup berat. Diantara pemicunya ada 70 persen masyarakat berpenghasilan rendah mengalami penurunan pendapatan. Kemudian sekitar 30 persen masyarakat berpenghasilan tinggi juga mengalami kondisi serupa. Akibatnya pengembang tidak membangun rumah, khususnya untuk segmen MBR dahulu. Sehingga anggaran untuk skema FLPP, SSB, SBUM, dan BP2BT belum terserap maksimal. (wan)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Transaksi SPKLU Naik Lima Kali Lipat

Jumat, 19 April 2024 | 10:45 WIB

Pusat Data Tingkatkan Permintaan Kawasan Industri

Jumat, 19 April 2024 | 09:55 WIB

Suzuki Indonesia Recall 448 Unit Jimny 3-Door

Jumat, 19 April 2024 | 08:49 WIB

Libur Idulfitri Dongkrak Kinerja Kafe-Restoran

Kamis, 18 April 2024 | 10:30 WIB

Harga CPO Naik Ikut Mengerek Sawit

Kamis, 18 April 2024 | 07:55 WIB

Anggaran Subsidi BBM Terancam Bengkak

Selasa, 16 April 2024 | 18:30 WIB

Pasokan Gas Melon Ditambah 14,4 Juta Tabung

Selasa, 16 April 2024 | 17:25 WIB

Harga Emas Melonjak

Selasa, 16 April 2024 | 16:25 WIB
X