Digitalisasi Dongkrak UMKM Naik Kelas

- Senin, 23 November 2020 | 10:00 WIB
DIALOG PRODUKTIF: Kepala UKM Center-FEB UI, TM Zakir Machmud PhD (kanan) bersama Head of Sales Wahyoo Triatmojo Suprasetyo (kiri) dalam dialog produktif bertema Naik Kelas UMKM Lewat Digitalisasi.
DIALOG PRODUKTIF: Kepala UKM Center-FEB UI, TM Zakir Machmud PhD (kanan) bersama Head of Sales Wahyoo Triatmojo Suprasetyo (kiri) dalam dialog produktif bertema Naik Kelas UMKM Lewat Digitalisasi.

-

JAKARTA - Pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan bahu-membahu berupaya keluar dari tantangan yang timbul karena pandemi Covid-19. Selain berupaya menekan laju kasus positif Covid-19, pemerintah juga mengupayakan pemulihan perekonomian nasional lewat beragam program.

Pemerintah mengalokasikan anggaran Rp 695,2 triliun untuk perekonomian dan kesehatan. Salah satu alokasi anggaran tertinggi adalah untuk menyokong usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) sebesar Rp 123,46 triliun dalam bentuk program subsidi bunga, penjaminan kredit, relaksasi pajak, dan bantuan produktif.

Pemerintah juga melakukan pendampingan bagi pengelolaan usaha, sumber daya manusia, sarana prasarana, termasuk memfasilitasi digitalisasi UMKM.   Digitalisasi UMKM pada dasarnya adalah agenda besar pemerintah untuk melakukan pemulihan juga transformasi ekonomi digital.

Bagi UMKM konvensional yang selama ini lebih banyak bertransaksi secara tradisional, bertatap muka baik dengan konsumen maupun penyedia bahan baku, digitalisasi akan sangat membantu di masa pandemi ini.

“Sekarang salah satu cara bertahan di saat pandemi adalah digitalisasi. Dengan bertransformasi secara digital, hubungan dengan konsumen maupun dengan penyedia bahan baku bisa dilakukan,” kata TM Zakir Machmud, kepala UKM Center Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia (UI) dalam acara dialog produktif bertema Naik Kelas UMKM Lewat Digitalisasi yang diselenggarakan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Rabu (18/11).

Upaya mendigitalisasi proses bisnis pelaku UMKM, terutama yang masih asing dengan perkembangan teknologi, masih sulit karena terbentur pola pikir pelakunya sendiri. “Jadi, walaupun kita bicara digitalisasi, kita tetap harus melakukan pendampingan. Pendampingan itu macam-macam bentuknya, bisa melalui training, coaching, gathering, dan konsultasi. Intinya UMKM harus mempersiapkan diri ke arah digitalisasi,” ungkap Zakir.

Head of Sales Wahyoo start up aplikasi bagi usaha warung makan,Triatmojo Suprasetyo tidak menampik apabila saat ini segala aspek tengah bertransformasi ke arah digitalisasi untuk menjawab lanskap perubahan akibat pandemi Covid-19.

“Dukungan digitalisasi khususnya pada warung-warung makan berimbas positif terhadap pelaku bisnis. Dukungan yang kami berikan kita sebut P3K (pelatihan, pembimbingan, pendapatan, dan kemudahan). Ini yang menaikkan derajat pelaku UMKM kita, terutama pemilik warung makan.”

Kehadiran aplikasi seperti Wahyoo turut membantu mentransformasi UMKM ke arah proses bisnis digital, “Mereka itu kita bantu naik kelas dengan digitalisasi dari segi apapun. Mulai digitalisasi pembukuan, dari situ kita bisa lihat cashflow mereka, kita bisa tahu apa kebutuhan mereka,” terang Triatmojo.

Perjalanan ke arah proses bisnis digital ini diakui Zakir membawa perubahan. “Jangan lupa, bahwa dengan digital itu ada peluang baru juga yang akan muncul. Peluang baru ini akan besar efeknya dalam perekonomian. Istilahnya dalam perubahan itu pasti ada yang dikalahkan (looser) dan yang bangkit (gainer).”

Kehadiran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), menurut Zakir, merupakan bentuk kehadiran negara bagi pelaku UMKM. Namun, harus dilihat bahwa yang bisa memanfaatkan hal itu masih terbatas. Sebab, mayoritas UMKM ada di level mikro yang belum tersentuh layanan perbankan, atau belum memiliki NPWP.

Jadi, butuh penanganan khusus seperti Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM). “Ini yang membantu usaha mikro yang sebelumnya turun paling tidak kembali ke titik semula,” jelasnya.

Saat ini dengan perubahan situasi, UMKM harus mampu beradaptasi, salah satu caranya dengan digitalisasi dan mempersiapkan diri untuk masuk ke dunia baru. “Digital itu bukan sekadar masuk, tapi mempersiapkan diri untuk perubahan dan konsekuensinya nanti,” tutup Zakir. (pen/ssw/ddl/kri/k16)

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Desak MK Tak Hanya Fokus pada Hasil Pemilu

Jumat, 29 Maret 2024 | 10:36 WIB

Ibu Melahirkan Bisa Cuti hingga Enam Bulan

Selasa, 26 Maret 2024 | 12:30 WIB

Layani Mudik Gratis, TNI-AL Kerahkan Kapal Perang

Selasa, 26 Maret 2024 | 09:17 WIB

IKN Belum Dibekali Gedung BMKG

Senin, 25 Maret 2024 | 19:00 WIB

76 Persen CJH Masuk Kategori Risiko Tinggi

Senin, 25 Maret 2024 | 12:10 WIB

Kemenag: Visa Nonhaji Berisiko Ditolak

Sabtu, 23 Maret 2024 | 13:50 WIB
X