PROKAL.CO,
Membangun usaha di tengah pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) bukan hal mudah. Beragam strategi jitu harus benar-benar matang. Mulai mengatur menu yang enak, hingga tempat yang dirancang agar pelanggan nyaman.
ALL industrial konsep, menjadi ciri khas Kongko. Jika menilik Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), nama kafe ini memiliki arti berbincang-bincang. Hal itulah yang membuat Nasruddin, pria yang kerap disapa Unding itu launching kafe yang memiliki suasana nyaman untuk bercengkerama.
Tidak sendiri, owner Kongko itu memiliki investor sekaligus CEO yang secara khusus mendesain secara detail. Menggandeng Dedi Juliawan, alumnus S-1 Teknik Sipil di UII Jogjakarta, dan S-2 Manajemen Konstruksi.
Menurut dia, konsep yang mampu menampung semua kalangan pendatang menjadi keunggulan kafe bernuansa outdoor itu. Dia meyakini, konsep itu juga praktis karena memanfaatkan kekayaan alam asli dari Kalimantan. Tempat yang memiliki luas lahan 22x42 meter persegi itu tidak mudah untuk dihadirkan. Bermodalkan sekitar Rp 1 miliar, terkadang harus menghadapi tantangan. Tidak hanya kesulitan mencari bahan baku minuman, penerapan jam malam di tengah pandemi membuat manajemen hanya meraup omzet 50 persen.
"Kami kalau cari bahan selain di Samarinda atau Balikpapan, kadang dari Banjarmasin, Jakarta, atau Aceh. Pandemi benar-benar ujian," terangnya saat ditemui. Per bulan, Kongko bisa mendapat keuntungan Rp 150–200 juta. Namun, itu mesti nekad, mengingat berdirinya Kongko juga tak semudah membalikkan telapak tangan. "Pilihannya hidup atau mati, maju kena mundur kena. Kami menyiapkan sejak 2019 lalu sebenarnya, sudah merekrut tim produksi, Juli mau launching tapi masih pandemi, jadi kami nekat dengan mengetatkan protokol kesehatan," imbuh lelaki kelahiran 29 Juli 1991 itu.