PROKAL.CO,
LELAH bekerja seharian, namun ketika tiba di rumah justru kondisinya berantakan. Purnama Ramadhany merasa jengkel. Berpikir, apa saja yang dikerjakan istrinya kenapa rumah jadi tak karuan. Belum lagi mainan anaknya berserakan.
“Saya kerja dari pagi sampai sore, emosi itu saat pulang ke rumah. Sudah capek, kok rumah berantakan, ini ngapain aja sih?” ujar pria yang karib disapa Dhany itu. Lambat laun, dia mulai belajar bahwa rumah berantakan adalah hal wajar. Sebab mengurus rumah dan anak bukan hal mudah bagi istrinya.
“Akhirnya saya pelan-pelan mulai paham. Termasuk baca-baca buku parenting. Anak enggak langsung saya marahi kenapa mainan berantakan, tapi saya ajak dia untuk membereskan mainan bersama. Jadi enggak sekadar nyuruh saja atau marahin, tapi ikut memberi contoh,” paparnya.
Diakui jika dulu Dhany tak punya bekal yang banyak mengenai dunia parenting. Perlahan tapi pasti dia menggali-gali informasi terkait. Termasuk aktif ikut seminar pola asuh anak belakangan ini.
Sejak 2005 bekerja sebagai karyawan bank. Ketika anak pertamanya lahir 2009 lalu, matanya terbuka jika peran ayah sangat penting untuk pertumbuhan buah hatinya itu. Dia sadar bahwa peran ayah tak kalah penting dalam mengasuh anak, bukan melulu tugas ibu.
Lalu pada 2010, dia mulai getol belajar parenting. Setiap pulang ke rumah, dia benar-benar meluangkan waktu untuk anaknya, Abiseka Muhammad Mahadana. “Kalau dulu pulang kerja bawaannya emosi saat rumah berantakan, saya marahin kan anak jadi takut. Setelah itu ya saya sadar, anak pun jadinya senang dan menyambut tiap saya pulang kerja,” kenang pria kelahiran 1980 itu.