Bos Microsoft Bill Gates tahun ini siap menggelontorkan USD 200 juta atau sekitar Rp 2,8 triliun untuk toilet. Ya, toilet. Toilet masa depan. Dengan teknologi futuristik.
Duit jumbo itu untuk mengembangkan toilet masa depan yang bisa beroperasi tanpa sistem pembuangan mainframe. Bahkan tak perlu menggunakan air.
Sebenarnya Bill Gates sudah menginvestasikan duit besar pada 2018 silam. Nilainya USD 4,8 juta atau sekitar Rp 6,7 miliar. Untuk toilet masa depan itu. Melalui Bill & Melinda Gates Foundation, uang tersebut diserahkan kepada London School of Hygiene & Tropical Medicine untuk membuat teknologi toilet futuristik itu. Dana yang dikucur tahun ini merupakan tambahan untuk pengembangannya.
Mengutip Business Insider, pada acara Reinvented Toilet, Gates membawa contoh feses manusia yang taruh di dalam gelas kaca berukuran sedang. "Anda mungkin menebak yang apa yang ada di gelas kimia ini, dan ya, Anda benar. Ini kotoran manusia," kata Gates seperti dikutip CNN.
"Kotoran dalam jumlah kecil ini dapat mengandung 200 triliun sel rotavirusm, 20 miliar bakteri Shigella, dan 100 ribu telur cacing parasit," tambahnya.
Gates mencatat bahwa mikroba ini menyebabkan penyakit yang dapat membunuh hampir 500 ribu anak di bawah usia lima tahun setiap tahunnya.
Gates mengatakan, toilet futuristik yang dia kembangkan tidak membutuhkan air atau saluran pembuangan. Toilet canggih itu dirancang menggunakan bahan kimia untuk mengubah kotoran manusia menjadi pupuk.
Pispot ini memiliki “air poo” yang dapat mengubah limbah menjadi air yang bisa diminum. Toilet bekerja dengan memisahkan limbah cair dan padat.
"Toilet saat ini hanya mengirim limbah ke dalam air. Sementara toilet ini tidak memiliki saluran pembuangan. Mereka mengambil cairan dan zat padat dan melakukan pekerjaan kimia di dalamnya, termasuk membakarnya dalam banyak kasus," tutur Gates.
Gates pun membandingkan perubahan dari toilet tradisional ke model tanpa air, sama dengan pengembangan dalam komputasi sekitar waktu dia mendirikan Microsoft pada pertengahan 1970-an.
"Secara otomatis, kita bisa melakukan pemrosesan kimia ini di tingkat rumah tangga," katanya.
Baru-baru ini, perusahaan Tiger Toilets menerima USD 170 ribu atau Rp2,3 miliar untuk pengujian awal di India, Myanmar, dan Uganda dari USAID. (cnn/dwi/k16)