Permasalahan Covid-19 belum juga tertangani di Kutai Timur. Bahkan, angka pasien positif yang masih dirawat merupakan yang tertinggi kedua di Kaltim.
SANGATTA-Berbagai cara harus dilakukan untuk menekan laju penyebaran virus asal Tiongkok tersebut. Termasuk penerapan protokol kesehatan di segala sektor. Mengaktifkan kembali posko penjagaan di pintu masuk Kutim serta berbagai kegiatan yang berkaitan dengan percepatan penanganan Covid-19. Harapan besar tentu ada pada vaksin. Apalagi Pemprov Kaltim sempat menyebut November vaksin sudah tersedia.
Menanggapi ini, Kepala Dinas Kesehatan Kutim dr Bahrani Hasanal mengatakan, pihaknya masih menunggu kedatangan vaksin tersebut di Kutim. "Memang ada arahan dari IDI (Ikatan Dokter Indonesia), agar jangan tergesa-gesa. Karena ingin semua jelas," ungkapnya.
Selama ini pihaknya hanya diminta menyiapkan petugas vaksinasi dan sasarannya. "Sekarang sudah kami siapkan. Menunggu saja. Kalau vaksin sudah tersedia bisa dilaksanakan," akunya.
Kriteria sasaran vaksin tersebut adalah petugas yang berada di garis depan penanganan virus tersebut. Di antaranya, tenaga kesehatan, serta anggota TNI-Polri. "Tetap diprioritaskan usia 18–59 tahun. Itu berdasarkan hasil uji coba. Nanti usia 60 ke atas dan orang dengan risiko tinggi juga diberi vaksin. Termasuk anak-anak," bebernya.
Sayangnya, dia tidak mengetahui secara pasti jenis vaksin yang akan tiba. Apakah vaksin Sinovac dari Tiongkok. Pasalnya, sampai sekarang belum ada kabar. "Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan, vaksin Merah Putih yang sekarang diuji sedang ditunggu," sebutnya.
Vaksin Merah Putih kemungkinan dirilis Januari mendatang. Jika uji coba dan lainnya lancar, kemungkinan April bisa digunakan. "Sinovac belum diketahui kapan datangnya karena dari luar. Apakah betul yang diujicobakan di Bandung. Kalau sama tinggal dilanjutkan. Kalau berbeda, bisa jadi harus uji coba lagi," jelasnya. (dq/ind/k16)