TANA PASER–Sejumlah evaluasi dilakukan satuan tugas (satgas) selama menangani Covid-19 di Paser. Salah satu yang jadi sorotan adalah peristiwa ribuan jamaah yang ingin mendengar ceramah Ustaz Das’ad Latif di Desa Jone, Tanah Grogot, Rabu (18/11) lalu.
Menurut Wakil Bupati Paser Kaharuddin, akibat massa yang dibubarkan saat itu, masyarakat mempertanyakan mengapa untuk kegiatan keagamaan ditunda, sementara tempat hiburan masih dibuka.
“Maka perlu upaya lebih keras lagi agar kasus penyebaran Covid-19 bisa menurun. Meskipun kenyataannya, kasus terus meningkat dan Paser masih masuk zona merah,” kata Kaharuddin.
Sementara itu, Wakapolres Paser Kompol Boney Wahyu Wicaksono mengklarifikasi, saat kegiatan keagamaan yang mengumpulkan masa di Desa Jone, beberapa hari lalu. Satgas bukan membiarkan kegiatan keagamaannya, namun membubarkan pengumpulan massa.
"Semangat kita semua jangan sampai kendor. Apalagi seluruh instansi kini fokus tugas dan anggarannya diarahkan ke penanganan Covid-19," ujar Boney.
Dandim 0904/TNG Letkol Czi Widya Wijanarko mengatakan, seluruh pihak harus memiliki semangat yang sama dalam penanganan pandemi ini. Khususnya agar Paser bisa ke luar dari zona merah. "Masih ada 26 orang lagi dirawat. Semoga segera sembuh agar keluar dari zona merah," tutur Widya.
Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporpar) Paser Yusuf Sumako mengatakan, arahan presiden untuk satgas sudah jelas. Selain penanganan kesehatan, juga pemulihan ekonomi. Sehingga potensi wisata, rumah makan, dan sejumlah kafe dan tempat hiburan di Paser tetap buka. Namun dengan menjaga standar protokol kesehatan.
"Jika ini ditutup, maka ekonomi akan macet dan akan menjadi gejolak lebih besar lagi. Kalau untuk tablig akbar memang sudah jelas, tidak diperbolehkan. Karena berpotensi mengumpulkan massa, sehingga rentan penularan,” kata Yusuf. (jib/ind/k8)