Wakil Ketua I DPRD Provinsi Kalimantan Timur Muhammad Samsun dan anggota DPRD Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) Sugeng Haryadi bersama PT East West Seed Indonesia, Sugiarto Plt. Camat Tenggarong Seberang, Sugiono Perwakilan Kadis Pertanian Tanaman Pangan Kukar , Sumali SE Kepala Desa Loa Lepu, Para PPL, Kelompok Muda Karya Tani (Kelompok Tani Milenial), bersama sama melaksanakan panen raya jagung pulut manis (jagung Ketan) di kebun salah satu petani bernama Supandri di Desa Loa Lepu, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kukar, (16/11).
Panen raya jagung tersebut merupakan hasil binaan PT.East West Seed Indonesia seluas kurang lebih 2 ha jagung ketan. Untuk diketahui, jagung ketan ini ada 3 jenis diantarannya Jutawan F1 warna putih , Jantan F1 berwarna ungu sedangkan F1 kombinasi putih dan ungu.
Sugeng Haryadi mengaku sangat mengapresiasi atas apa yang dilakukan Kelompok Muda Karya yang tergabung Kelompok Tani Milenial. "Ini kelompok muda yang penuh semangat, dizaman modern sekarang ini biasanya kaum muda sibuk dengan dunia maya dan hanya mau bekerja hanya di perusahaan dan di pemerintahan. Tapi hari ini saya sebagai anak transmigrasi dari Bangun Rejo saya merasa bersyukur masih ada petani muda yang penuh semangat dan berhasil mendapatkan uang secara halal dengan hasil keringat sendiri dan bahkan melebihi gaji dari bekerja di perusahaan maupun di pemerintahan,” bebernya.
Ia berharap petani yang ada didesa yang lain, bisa terbangkit untuk bisa mengembangkan dan menumbuh kembangkan pertanian dalam arti luas di Kabupaten Kutai Kartanegara. "Karena di Tenggarong Seberang ini kita melihat masih banyak belum dimanfaatan lahan tidur, saya secara pribadi dan lembaga juga mengucapkan terima kasih kepada Perusahaan benih Cap Panah Merah yakni PT.East West Seed Indonesia dan Dinas Pertanian Kukar yang selalu konsisten dalam mendampingi dan terus membina para petani sampai berhasil seperti saat ini," katanya.
“Kita juga berharap kepada pemerintah daerah agar bisa menjaga ruang lingkup pertanian agar tidak terganggu dari perkembangan pemukiman maupun pertambangan, karena jika kawasan pertanian produktif terganggu ini sangat membahayakan, karena kita semua tidak bisa hidup tanpa adanya petani,” tutup Sugeng.
M Samsun juga mengapresiasi petani muda. “Kita boleh tidak ada bupati, kita boleh tidak ada camat, kita boleh tidak ada kepala desa tapi kita tidak boleh tidak punya petani, karena kita semua kalau tidak makan nasi dan sayuran kita tidak bisa bertahan hidup,” kata M Samsun.
“Oleh sebab itu para petani ini harus betul-betul kita perhatikan dan utamakan, anggaran APBD kita saat ini masih terasa kurang untuk mendukung di bidang pertanian, saya yakin petani kita sejahtera sudah barang tentu masyarakat kita juga sejahtera” tutupnya. (pro)