Ahli Ibadah Masuk Neraka dan Pelacur Masuk Surga

- Jumat, 20 November 2020 | 11:25 WIB

Bambang Iswanto

Dosen Institut Agama Islam Negeri Samarinda

 

 

“PERBUATAN dosa yang membuatmu menyesal jauh lebih baik dibandingkan dengan perbuatan mulia yang membuatmu takabur.” Kalimat bijak itu sebenarnya sebuah sindiran keras bagi orang yang bangga dan sombong dengan perbuatan baik yang telah dilakukannya.

Sombong dengan perbuatan baik, berangkat dari hati yang tidak ikhlas. Kadang hanya tersimpan dalam hati dan tidak tampak ke permukaan. Tidak jarang pula yang tersurat dengan jelas dalam ucapan dan perbuatan seseorang.

Perasaan dan sikap sombong itu bahkan tidak sepadan bila dibandingkan dengan perbuatan buruk yang diikuti dengan penyesalan. Pendosa yang menyesal akan bertobat dan tidak melakukan perbuatan terlarang lagi dan membuatnya menjadi bersih setelah berbuat. Sebaliknya, orang yang mengamalkan perbuatan baik yang dilanjutkan dengan perasaan sombong justru akan terus terjebak dalam perbuatan buruknya.

Perbuatan baik tidak selamanya dinilai baik, begitupun perbuatan buruk, menjadikan pelakunya berakhir menjadi pendosa. Keduanya bergantung motif dan kelanjutan sikap setelah perbuatan.

Niat melakukan perbuatan baik hanya untuk menunjukkan kesombongan akan berbuah keburukan bagi pelakunya. Sebaliknya, perbuatan yang jelek dilanjutkan dengan penyesalan dan tobat akan berubah menjadi kebaikan.

Dalam tingkat tertentu, kesombongan akut bisa menjadi sebab masuk neraka. Hal itu terungkap dari kisah rasul tentang dua orang Bani Israil bersaudara. Yang satu ahli ibadah, sedangkan yang lainnya rajin berbuat buruk.

Ahli ibadah bangga dengan kapasitasnya sebagai orang yang merasa dekat dengan Tuhan. Selalu tidak bisa menahan diri untuk menegur saudaranya. Saat ditegur ketika berbuat dosa, saudaranya selalu mengucapkan, “Tinggalkan aku bersama Tuhanku, apakah kau diutus untuk mengawasiku?” Dan akhirnya terucaplah kalimat terlarang dari mulut ahli ibadah, “Demi Allah, Allah tidak akan mengampunimu dan tidak memasukkanmu ke surga.”

Cerita yang bersumber dari hadis sahih riwayat Abu Dawud dan Ahmad itu berlanjut dengan kisah meninggalnya kedua orang yang beda kutub tersebut. Setelah meninggal, keduanya dihadapkan Allah. Kepada ahli ibadah, Allah mengatakan, “Apakah kau tahu tentang-Ku? Apakah kau sudah memiliki kemampuan atas apa yang ada dalam genggaman-Ku?”

Keputusan Allah tentang keduanya justru mengejutkan, dengan rahmat-Nya Allah memasukkan pendosa yang selalu ditegur oleh ahli ibadah ke surga dan justru melemparkan ahli ibadah ke neraka.

Pesan dan pelajaran penting dari kisah di atas adalah perasaan sombong sebagai ahli ibadah, selalu berbuat baik, dapat membuat seseorang mengambil apa yang menjadi hak prerogatif Allah. Berbuat baik merupakan hal yang sangat penting dan dianjurkan dalam agama.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X