Indonesia, lanjut Ani, akan terus meningkatkan kemampuan untuk keluar dari kelompok middle income country. ”Pengalaman negara lain, tidak selalu mudah untuk meningkatkan level dari middle income country menjadi higher income country. Banyak negara bahkan stuck di posisi middle,’’ bebernya.
Di seluruh dunia, tidak sampai 12 negara yang betul-betul mampu bertransformasi menjadi higher income country. ”Banyak yang tetap menjadi middle income country sampai beberapa dekade,’’ tegas Ani.
Sementara itu, Wakil Presiden Ma’ruf Amin berpesan agar upaya menjaga perekonomian Indonesia jangan sampai jatuh ke jurang krisis yang lebih dalam. Dia menegaskan bahwa krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19 sangat berbeda dengan krisis ekonomi yang lain.
Dalam krisis-krisis sebelumnya, dampak pada sektor riil terjadi secara tidak langsung. Atau, muncul akibat faktor likuiditas dari sektor keuangan. ’’Tetapi, dalam krisis ekonomi yang disebabkan pandemi Covid-19 ini, justru sektor riil terdampak lebih dahulu,’’ kata Ma’ruf dalam Kongres VIII Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Indonesia (AFEBI) kemarin.
Dengan beragam stimulus, pemerintah berupaya menjaga pertumbuhan ekonomi tahun depan tetap positif. Yakni, pada kisaran 4–5 persen. Pemerintah mengalokasikan anggaran Rp 695,2 triliun untuk program pemulihan ekonomi nasional (PEN). Khusus untuk sektor kesehatan mendapat jatah Rp 97,26 triliun.
’’Dari jumlah tersebut, lebih dari Rp 411 triliun atau 60 persen lebih dialokasikan untuk menjaga tingkat kesejahteraan rumah tangga,’’ kata Ma’ruf. Selain itu, membantu usaha mikro dan kecil serta korporasi. Ma’ruf menyatakan, anggaran stimulus tersebut ditujukan untuk mencegah terjadinya krisis pada sektor finansial.