Ternyata tidak semua anggota exco mengetahui isi SK terbaru yang dirilis PSSI. Padahal, sebelum diterbitkan, SK itu wajib melalui rapat exco lebih dulu. Anggota Exco PSSI Hasani Abdulghani mengaku tidak tahu isi SK tersebut.
Dia mengungkapkan, memang rapat terakhir dilakukan akhir bulan lalu untuk membahas mengenai batasan gaji, kontrak pemain, hingga penundaan kompetisi. Tepatnya pada 28 Oktober. ’’Mungkin ada rapat lain lagi dengan beberapa anggota exco saja. Saya baru tahu isi SK dari Jawa Pos ini,’’ tuturnya.
Setelah dibaca, SK yang dirilis itu sangat salah. Bagi Hasani, SK federasi seharusnya tidak mengatur soal internal klub. Misalnya saja soal gaji hingga kontrak pemain. ’’SK dari federasi itu harusnya menyatakan kompetisi ditunda atau dibatalkan, itu saja,’’ bebernya.
Ya, meski ada, Hasani juga mengkritik SK tersebut masih penuh ketidakpastian. Belum adanya kejelasan kapan kompetisi digulirkan lagi. Alias tidak ada jadwal pasti dan tanggal kickoff-nya.
Berbicara soal gaji dan kontrak, PSSI seharusnya sadar ada lembaga yang lebih berhak mengatur soal itu. Misalnya saja di level NDRC saja. ’’Soal kontrak, termasuk persentasenya, itu wilayah klub atau ada lembaga lain yang mengaturnya. Lembaga di bawah PSSI. Itu pendapat pribadi saya,’’ ungkapnya. (rid/c17/ali)