Belajar bersama, kelas memasak, dan bermain bola membantu para pengungsi anak di Posko Glagaharjo menemukan keceriaan kembali. Usulan seorang bocah yang kerap kalah bersaing dalam antrean ke kamar mandi melahirkan toilet anak.
ILHAM WANCOKO, Sleman, Jawa Pos
TANGAN kecil itu bergerak cepat. Tapi, tetap saja terlambat. Roti sudah berada di mulut si peracik. ”Uenak,” tutur si peracik sembari mengiming-imingi temannya yang mau menyerobot. Mereka sama-sama tertawa.
Sebagian lainnya berebut bahan. Ada pula yang berteriak, ’’Rotiku mana.” Tapi, tak seorang pun menyahut. Semua asyik meracik sandwich atau roti lapis.
Taman Ceria, ruangan yang diperuntukkan belajar dan bermain anak di Posko Pengungsian Merapi Glagaharjo, Sleman, Jogjakarta, itu pun awut-awutan. Tapi, semua memang benar-benar ceria mengikuti kelas memasak pada Selasa lalu itu (17/11).
Tak terkecuali buyung berbaju merah yang tak peduli dengan teman-temannya yang tengah menikmati roti lapis. Dia memilih meraih sebuah mainan sapi yang bisa diduduki. Lantas, meloncat-loncat bersama si sapi.
Saking girangnya meloncat, dia sampai keluar dari tenda Taman Ceria. Menjauh dari anak-anak lain beberapa belas meter. Setelah bermandi keringat, baru dia mengambil minum yang berada di dalam tenda.
Pada Selasa lalu itu, sudah 10 hari anak-anak tersebut berada di posko bersama orang tua mereka. Anak-anak, ibu hamil, dan lansia dari kawasan rawan bencana memang diprioritaskan untuk dievakuasi terlebih dahulu. Itu dilakukan untuk mengantisipasi kenaikan status Merapi menjadi siaga pada 5 November lalu.
Menurut anggota Tim Perlindungan Anak dan Perempuan Barak Pengungsi Glagaharjo Arief Winarko, karena sudah 10 hari, anak-anak di posko telah beradaptasi.
’’Semua sudah ceria sekarang, tapi tiga hari pertama wah,” kenang Arief, lantas tersenyum.
Tiga hari pertama di Glagaharjo itu seperti tiga hari pertama di Posko Deyangan, Magelang, dan Posko Klakah, Boyolali, yang juga sudah disambangi Jawa Pos: ramai karena ’’konser” tangisan bayi di hari-hari pertama.
Di tiga hari pertama di Glagaharjo, hampir setiap hari anak-anak sulit tidur. Hingga pukul 00.00, masih ada saja anak-anak yang melek. Tidak sedang bermain, hanya duduk-duduk.