Ada Potensi Besar di Bisnis Ayam

- Kamis, 19 November 2020 | 17:00 WIB
ilustrasi
ilustrasi

Generasi milenial yang ingin menjadi wirausaha, sektor peternakan bisa menjadi pilihan. Salah satunya peternakan ayam dan telur.

 

SAMARINDA- Wacana perpindahan ibu kota negara (IKN) ke Kaltim benar-benar membuka lebar peluang berusaha. Termasuk peternakan ayam. Seiring perpindahan jutaan orang ke Bumi Etam, permintaan daging ayam dan telur nantinya dipastikan naik signifikan. Seperti diketahui, saat ini telur dan ayam berperan penting dalam memenuhi kebutuhan harian masyarakat sebagai salah satu sumber protein.

Konsumsi telur di Kaltim tercatat sebesar 21.614 ton per tahun, sedangkan produksinya hanya 11.083 ton per tahun. Kondisi tersebut membuat Kaltim masih harus mendatangkan telur dari Sulawesi dan Jawa sebesar 40 persen dari kebutuhan. Tentu sektor ini sangat potensial untuk dikembangkan. Sedangkan produksi daging ayam sudah mencapai 73.076 ton per tahun dengan konsumsi 69.725 ton per tahun.

Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan (Pinsar) Kaltim Zamroni Yusro mengatakan, saat ini bisnis perunggasan masih sangat potensial. Setidaknya di Kaltim masih membutuhkan 161.500 ekor per hari. Dengan jumlah kebutuhan tersebut, Kaltim memerlukan kapasitas kandang terpasang mencapai 9,8 juta ekor, sedangkan sekarang kapasitas kandang ayam baru sebesar 8,4 juta ekor.

“Kita masih kekurangan 14-15 persen untuk kebutuhan kandang terpasang di Kaltim,” tuturnya saat menjadi pemateri dalam Webinar Hari Ayam dan Telur Nasional (HATN) 2020 dengan tema gizi ayam dan telur, biosekuriti dan prospek bisnis perunggasan, Rabu (18/11).

Terkhusus peternak yang sudah berjalan, diharapkan bisa melakukan upgrade kandang dari kandang open menjadi semi-close house atau close house. Sehingga kapasitas kandangnya bisa lebih besar. Karena selain menambah kekurangan populasi di Kaltim, juga menjadi solusi dalam mencapai kestabilan performance yang sekarang ini menjadi momok menakutkan bagi peternak di Kaltim.

“Potensi dari penambahan kapasitas kandang saja masih terbuka lebar, apalagi perkembangan ayam petelur. Saat ini, masih sedikit pengusaha yang bergerak di sektor ayam petelur,” ungkapnya.

Dia menyebut, harga ayam yang masih sering fluktuatif karena biaya pakan sering melonjak. Di Kaltim, ayam sudah swasembada namun pakannya masih mendatangkan dari luar daerah. “Selama ini, pakan ternak di Kaltim 99 persen dikirim dari luar, terutama Surabaya. Ini akan menambah cost. Jadi, kalau ada investor yang ingin membangun perusahaan pakan ternak, kita harus mendukungnya,” sambungnya.

Zamroni mengungkapkan, produksi jagung yang menjadi salah satu bahan baku pakan cukup baik di Kaltim. Tahun lalu produksi jagung mencapai 112.522 ton. Jumlah itu surplus 92.577 ton dibandingkan kebutuhan jagung di Kaltim. Artinya swasembada jagung ini harus diimbangi dengan hilirisasi. Salah satunya pabrik jagung untuk pakan ternak.

“Kita jadi satu-satunya provinsi di Indonesia yang mempunyai potensi daerah dalam hal konsumsi ayam dan telor yang cukup tinggi tetapi tidak ada satu pun ada pabrik pakan yang menyuplai akan kebutuhan budidaya peternakan adalah Kaltim. Sehingga Kaltim masih sangat potensial untuk mengembangkan dunia perunggasan,” katanya.

Menurutnya, para pengusaha lokal khususnya peternak Kaltim harus optimistis untuk mengembangkan usaha ayam pedaging dan ayam petelur. Sebab, lima tahun ke depan Kaltim akan kedatangan puluhan ribu aparatur sipil negara, sering proses pemindahan IKN.

Dengan niat tulus, dukungan kepercayaan konsumen, serta komunikasi dan kerja sama antara pemerintah dan swasta pihaknya yakin dunia perunggasan akan semakin tangguh, efisien, berkualitas dan dinamis. “Kita harus kembangkan itu, bukan hanya tentang bisnisnya tapi juga memenuhi kebutuhan protein masyarakat,” terangnya.

Senada, Kepala Bidang Pengembangan Kawasan dan Usaha Peternakan Kaltim I Gusti Made Jaya mengatakan, ayam dan telur berperan penting dalam menyediakan gizi masyarakat Indonesia. Apalagi di tengah pandemi seperti ini, asupan makanan bergizi penting untuk menjaga imun tubuh.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Harga Daging Sapi di Kutai Barat Turun

Sabtu, 27 April 2024 | 10:00 WIB

BI Proyeksikan Rupiah Menguat di Kuartal III

Sabtu, 27 April 2024 | 09:01 WIB

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB
X