Pembunuh Istri Siri Ditangkap di Kubar, Gagal Nikah di Palu, Bawa Kabur Uang Mahar ke Samarinda

- Rabu, 18 November 2020 | 17:39 WIB
DIDUGA KARENA SAKIT HATI: Kompol Yuliansyah (kiri depan) membeber kasus beserta pelaku pembunuhan di Polresta Samarinda kemarin. Foto atas, Jabarudin yang turut dihadirkan. RAMA
DIDUGA KARENA SAKIT HATI: Kompol Yuliansyah (kiri depan) membeber kasus beserta pelaku pembunuhan di Polresta Samarinda kemarin. Foto atas, Jabarudin yang turut dihadirkan. RAMA

SAMARINDA–Jabarudin (34) sempat melempar senyum. Seolah tak ada penyesalan dalam hidupnya lantaran tengah menghabisi nyawa Suharni Salihi (49), perempuan yang diakuinya sebagai istri siri.

Namun, ada kegundahan besar yang dirasakan Jabarudin. Pertengkaran demi pertengkaran kerap menghiasi keduanya. Meski disebutkan polisi antara keduanya memiliki ikatan pernikahan siri, belum ada bukti yang menyebutkan keduanya nikah secara sah.

Sabtu (14/11) malam, jadi pembuka kisah tragis Suharni. Dia terlibat cekcok dengan pelaku di kediamannya, Kompleks Perumahan Sambutan Asri, Jalan Sultan Sulaiman, Pelita IV, Blok F, RT 26, Kelurahan Sambutan, Kecamatan Sambutan. “Di kamar indekos mereka kejadiannya. Dari penuturan pelaku, keduanya menikah secara siri,” tambah Kasat Reskrim Polresta Samarinda Kompol Yuliansyah.

Saat cekcok, diungkapkan pelaku kepada polisi, Suharni mengeluarkan kata-kata kasar dengan nada menekan. Nahas, lepas tengah malam, pelaku tak mampu lagi menahan emosi. Perempuan yang mengenakan pakaian tidur merah muda bergambar kartun itu jadi sasaran. “Juga menuduh dia (Jabarudin) memiliki perempuan idaman lain (PIL). Itu puncaknya sampai korban dihabisi,” tegas perwira berpangkat melati satu tersebut.

-

Pelaku yang gelap mata akhirnya mencekik Suharni yang tengah tertidur pulas. Dua tangan dan kakinya ditindih menggunakan tubuh pelaku. Tangannya mencekik korban. “Sempat meronta dan berusaha teriak, karena posisi tertidur, jadi enggak bisa melawan. Sekitar dua menit saat dicekik langsung meninggal,” jelasnya.

Dengan posisi telentang, Jabarudin meninggalkan indekos dua lantai tersebut, dan bertolak ke rumah orangtuanya di kawasan Sungai Kapih, Samarinda. Di sana, dia mengakui telah menghabisi nyawa Suharni. Namun, setelah itu dia kabur. Mengarah ke Muara Teweh, Kalimantan Tengah (Kalteng). “Sempat komunikasi sama keluarganya, tapi terputus-putus. Di situ makin jelas keberadaannya,” jelas Yuliansyah.

Polisi yang tengah memburu tak ingin targetnya kabur lebih jauh. Di jalur poros Kubar, Jabarudin menyerah. Dia dibekuk tanpa perlawanan beserta kendaraan yang digunakan untuk pelarian. “Dia akui semua perbuatannya,” sambung perwira menengah tersebut.

Sebelum tertangkap, autopsi digelar dokter forensik, untuk mengetahui penyebab kematian korban. Luka di bola mata kiri tampak bengkak, terdapat bintik perdarahan pada selaput kelopak mata kanan dan kiri, luka lecet pada leher kanan dan kiri.

Selain itu, ada bintik perdarahan pada kulit leher depan dan samping, serta resapan darah pada jaringan di bawah leher, dan terdapat bintik perdarahan pada trakea (saluran napas).

Dokter Forensik RSUD AWS Kristina Uli melakukan autopsi pada Minggu (15/11) pukul 20.00–22.30 Wita untuk melengkapi penyelidikan kepolisian. “Hasil autopsi cocok, dan ditemukan ada luka bekas cekik di leher korban,” tegas Yuliansyah.

Hubungan asmara keduanya diketahui berjalan cukup lama. Dari informasi yang diperoleh harian ini, Jabarudin adalah pria yang diburu polisi di Palu, Sulawesi Tengah. Keduanya di sana dikabarkan hendak menikah.

Undangan sudah tersebar, dan pesta siap digelar, Jabarudin justru kabur. Membawa uang Rp 13 juta dan handphone yang diduga sebagai uang mahar. “Dilaporkan di sana itu kasus penggelapan. Nilai kerugiannya sebesar itu (Rp 13 juta),” tambahnya.

Suharni yang tahu keberadaan Jabarudin, lantas datang ke Samarinda. Bahkan sempat ditemukan oleh orangtua pelaku. Namun, tak ingin tetangganya salah kaprah, Suharni diminta tinggal di sebuah indekos. Maksud hati mencari kejelasan, korban sempat mengadukannya ke Polsek Samarinda Kota. “Jadi sempat dimediasi, seminggu sebelum kejadian nahas itu (pembunuhan),” terang mantan kapolsek Samarinda Kota itu.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X