Gua Lorong Air, Terpukau Hotel Berbintang Alam

- Rabu, 18 November 2020 | 10:25 WIB
RUANG SANTAI: Terdapat beberapa titik di sekitar Gua Lorong Air yang bisa dimanfaatkan untuk mendirikan tenda untuk bermalam di kawasan tersebut.
RUANG SANTAI: Terdapat beberapa titik di sekitar Gua Lorong Air yang bisa dimanfaatkan untuk mendirikan tenda untuk bermalam di kawasan tersebut.

Kecamatan Karangan bak surganya para penikmat keindahan alam. Di berbagai sudutnya terhampar beragam situs yang keeksotisannya sukses membuat berdecak kagum. Salah satunya Gua Lorong Air.

KAHAR BEJO, Sangatta (*)

LETAKNYA tersembunyi di antara rerimbunan belantara Karangan. Belum banyak pengunjung yang mampu menjangkaunya. Untuk ke Gua Lorong Air, perlu pendampingan dari warga lokal yang sudah hafal medan.

Pertama kali saya tahu keberadaan gua itu dari Sumardi, pemandu lokal asal Desa Karangan Dalam. Dia menjelaskan, karakternya berbeda dengan gua lain di pegunungan karst kawasan Karangan. Sebut saja Gua Mengkuris, Araraya, Rimba, atau Ampanas.

Sumardi menjelaskan, Gua Lorong Air adalah habitat kelelawar. Jumlahnya ribuan. Juga menjadi tempat walet bersarang. Semakin ke dalam, pemandangan lebih menakjubkan menyapa indera penglihatan dan pendengaran kami. Kisah pengantar yang membuat kami semakin bersemangat untuk bisa segera mencapai tempat tersebut.

-

Menggunakan kendaraan garden ganda, saya bertolak dari Sangatta ke Karangan dengan waktu tempuh tujuh jam. Di Karangan, sudah ada Feri dan Putra yang menyambut. Mereka adalah personel Pemuda Karangan Pencinta Alam (Pekapela) yang ingin turut serta. Dari Karangan, kami melanjutkan perjalanan selama 45 menit ke pintu rimba di Jalan Karangan, Desa Batu Lepoq, Km 19.

Dari pintu rimba, petualangan itu bermula. Akses menuju Gua Lorong Air tergolong ekstrem. Trek didominasi jalur berlumpur. Bahkan kami harus menyeberangi sungai sepanjang 30 meter. Sebab itu satu-satunya akses. Kami harus meniti sambil berpautan dengan tali, demi tak terseret arus.

Sepanjang perjalanan dari sungai menuju gua, kami mendengar pekikan orang utan dan enggang bersahutan. Kami juga mendapat suguhan pemandangan menakjubkan riam-riam yang berasal dari aliran sungai Gua Lorong Air. Tujuan kami sudah dekat.

-

Setelah trekking cukup jauh menembus rimbunnya belantara, traveler harus masuk ke lambung karst yang bentuk vertikal sepanjang 7 meter dengan lubang di tengahnya. Itu jadi jalur satu-satunya untuk menuju pos terakhir. “Tetap waspada untuk menaikinya karena licin,” urai Sumardi.

Akhirnya perjalanan sepanjang 6 kilometer dari pintu rimba dan turun melalui pintu gua yang vertikal, kami tiba di pos terakhir Gua Lorong Air. Di sana kami camping dan menyalakan api unggun. Terlindung dari hujan dan panas, dengan pemandangan atap gua karst yang eksotik, Sumardi berkelakar itulah wujud hotel berbintang di alam.

-

Sumardi menceritakan profil umum Gua Lorong Air. Di gua itu ada sarang walet. Keunikan lainnya, di dalam gua terdapat sungai yang di dalamnya hidup ikan sejenis gabus dan sidat. Sungai ini terbentang luas dari hulu ke hilir gua dan terus mengalir ke wilayah luar.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Raffi-Nagita Dikabarkan Adopsi Bayi Perempuan

Senin, 15 April 2024 | 11:55 WIB

Dapat Pertolongan saat Cium Ka’bah

Senin, 15 April 2024 | 09:07 WIB

Emir Mahira Favoritkan Sambal Goreng Ati

Sabtu, 13 April 2024 | 13:35 WIB
X