SAMARINDA- Seru, debat Calon wawali Samarinda yang digelar KPU Samarinda di Hotel Mercure (10/11). Pasangan nomor urut ketiga, Sarwono dengan pengalaman anggota DPRD selama tiga periode tampil tenang menjelaskan visi dan misi pasangan Zairin Zain dalam perhelatan Pilkada Samarinda, 9 Desember mendatang.
Saat pertama, Sarwono mampu menyatakan, bersama Zairin menyusun visi Samarinda bangkit, menjadi pusat pariwisata dan industri terkemuka di Kaltim. Membangun sumber daya manusia yang berkualitas, berdaya saing tinggi, bebas narkoba dan memiliki akhlak mulia. “Kami juga ingin membangun ekonomi kerakyatan dan kreatif, meningkatan pendapatan masyarakat melalui suntikan dana UMKM, serta membangun infrastruktur memadai.
Menurut dia, waduk Benanga akan dibenahi, memperbaiki drainase di perkotaan, perbaikan jalan di seluruh kota, memastikan jalan hingga di daerah pinggiran mendapat lampu penerang jalan. Terpenting lagi, PDAM harus mampu melayani masyarakat di seluruh pelosok, pengendalian banjir menjadi fokus utama ketika awal menjabat. “Target kami memastikan titik banjir bisa dikurangi hingga 50 persen di awal menjabat hingga akhirnya bisa sepenuhnya diatasi,” kata pria yang maju pilkada melalui jalur indenden tersebut.
Tentang pembangunan jalan, Sarwono menyebut, anggaran terbatas mestinya bukan halangan. Ada banyak dana bisa dimanfaatkan untuk, mulai APBD Kaltim, APBN, termasuk menyiapkan dana tanggap darurat untuk mengatasi kondisi jalan rusak di dareah perkotaan. “Jalan Rajawali bisa dibikin tembus ke Jalan Gatot Subroto. Banjir di Jalan DI Panjatan yang mengganggu transportasi ke Bandara APT Pranoto bisa diatasi dengan memperbaiki sistem drainase di kiri dan kanan di jalan depan Perumahan Alaya,” ujarnya.
Dia menyebut, alternatif lain membuat jalan lingkar dari Batu Besaung hingga tembus ke Bandara APT Praonoto. Saat ini jalan tersebut sedang dalam pengerjaan, tinggal memastikan proyek tetap jalan. Tentu nanti berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat untuk memastikan proyek tetap jalan. “Program mengatasi banjir juga bisa dilakukan dengan program menanam pohon. Mungkin calon pengantin baru bisa ikut dalam program tersebut,” sebut pria yang pernah menjadi wakil ketua DPRD Samarinda tersebut.
Secara khusus Sarwono menyoroti lampu penerangan jalan di Samarinda yang kurang memadai. Mestinya, lanjut dia, pemerintah memberi perhatian terbaik lantaran masyarakat setiap bulan sudah dibebankan membayar 15 persen dari tagihan listrik untuk membayar biaya penerangan listrik. Harus ada dibuatkan sistem aplikasi untuk melayani warga. Permintaan lampu mati atau permohonan penerangan jalan bisa dilakukan melalui aplikasi tersebut,” ujar lulusan Faperta Unmul tersebut.
Tentang program pelayanan publik, mantan dosen Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda itu menyatakan, perbaikan administrasi akan dilakukan. Terutama administrasi kependudukan yang terlihat perlu penanganan serius. Perlu aplikasi yang memastikan masyarakat tinggal isi data melalui online, kemudian datang hanya untuk mengambil KTP atau surat-surat lain yang berhubungan dengan Pemkot Samarinda. Prinsipnya, harus administrasi harus selesai dalam satu hari.
“Kami juga punya program pembangunan kelurahan berbasis RT. Ada anggaran minimal 5 persen dari APBD yang akan dialokasi. Program tersebut sudah disusun rapi tinggal dijalankan. Berdasarkan perhitungan APBD tahun ini ada sekitar Rp 120 miliar bisa disalurkan ke RT di Samarinda melalui kelurahan. Ada dua buku yang sudah kami susun untuk memastikan program tersebut berjalan,” kata mantan wartawan tersebut seraya memperlihatkan dua buku kepada peserta debat. (waz/habis)
