Tak Bisa Instan, Tak Cuma Guru

- Sabtu, 14 November 2020 | 12:26 WIB
-
-

Oleh             : Siti Chusuning

(Kepala SMP 9 Bontang, Fasilitator Daerah Tanoto Foundation)

 

SELAIN sebagai pengajar, guru juga mesti menempatkan diri sebagai pelayan dan pendidik. Yang tujuan akhirnya bukan sekadar pada pemahaman disiplin ilmu, tapi juga karakter.

Untuk merealisasikannya, perlu diciptakan suasana belajar yang aman, nyaman, menyenangkan, dan mengakomodasi seluruh potensi setiap anak didik. Perlakuan yang barangkali ingin kita berlakukan pada anak sendiri.

Secara berkala, saya bersama tim guru di SMP 9 Bontang mendiskusikan berbagai temuan sebagai hasil evaluasi harian. Lalu memetakan masalah untuk disampaikan kepada orangtua serta komite. Sebab, solusi memang harus dicari bersama.

Di sekolah kami, guru memang diarahkan untuk mendampingi siswa dengan beberapa masalah. Termasuk dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ) ini.

Di antaranya, ada masalah keterbatasan waktu pendampingan orangtua, juga siswa prasejahtera yang tak memiliki cukup fasilitas untuk mengikuti proses belajar.

Dalam praktiknya, kami membentuk tim khusus yang terdiri dari lima guru. Tugasnya merancang PJJ dan memperkaya aplikasi untuk proses belajarnya.

Tim ini juga menjadi pionir bagi para guru lain agar ikut meningkatkan keterampilan teknologi pendukung PJJ. Lalu membuat proses belajar jadi lebih menyenangkan dan tidak membosankan.

Beragam metode itu banyak kami dapat saat bermitra dengan Tanoto Foundation. Program yang mengajak kami terus memacu diri meningkatkan kualitas.

Dari banyak aplikasi pembelajaran, konsistensi adalah kunci. Proses transisi dari cara konvensional ke modern harus berlangsung halus. Namun, mampu bertahan lama.

Jadi bukan sekadar mengubah secara pragmatis untuk mendapatkan hasil akhir. Kami berproses tahap demi tahap. Jika diukur dengan skala 1–10, saat ini meningkat dari 4 ke 6. Lalu pada hari-hari selanjutnya dari 6 ke 8, sampai pada tingkat maksimal. Pelan tapi pasti.

Sebagai contoh, dalam program literasi seperti membaca di kelas. Awalnya kegiatan literasi tersebut hanya berlangsung layaknya rutinitas, tanpa nilai yang lebih berkelanjutan.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X