JAKARTA– Sikap Partai-partai masih berbeda soal parliamentary threshold (PT). PAN mengusulkan agar PT tetap berada di angka 4 persen. Tidak menjadi 7 persen seperti usulan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh. Alasannya, angka tersebut baru diterapkan satu kali dan perlu dievaluasi sebelum dilakukan perubahan.
Usulan tersebut disampaikan Wakil Ketua Umum DPP PAN Viva Yoga Mauladi kemarin (13/11). Menurut Viva, PT 7 persen bakal mempersulit partai politik dan memperkecil peluang parpol untuk bisa masuk ke legislatif.
Dengan ambang batas 4 persen saja, pada pemilu 2019 lalu hanya 9 parpol yang berhasil masuk ke Senayan. ”Menurut PAN, apakah adanya sepuluh partai politik yang lolos di DPR terlalu banyak? Apakah sistem multipartai di era politik modern telah menyebabkan instabilitas politik?” jelasnya kemarin.
Bila ada usulan untuk menaikkan parliamentary threshold, lanjut dia, harus ada kajian ilmiah yang mendasari. Kajian itu juga harus bisa diuji secara akademis dan objektif. Bagaimanapun, kenaikan 3 persen tidak bisa dianggap kecil atau enteng.
Viva juga menilai bahwa jumlah partai politik yang masuk ke DPR tidak menjadi jaminan politik akan stabil atau tidak. Alih-alih jumlah, Viva menegaskan, stabilitas politik bergantung pada ideologi politik yang dianut parpol di DPR. Kendati ada banyak parpol, dia meyakini partai-partai yang ada tetap berpegang pada ideologi yang sama, yakni Pancasila.
”Saat ini, partai politik memiliki ideologi yang menjadi ciri khasnya, tetapi perbedaan ideologi partai tidak dalam posisi berlawanan atau diametral,” lanjut Viva. Sebab, perbedaan itu disatukan Pancasila dan komitmen berkebangsaan. (deb/c13/byu)
