WASHINGTON DC– Tuduhan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengenai dugaan kecurangan pada Pemilu 2020 di AS membuat penyelenggara pemilu geram. Kamis lalu (12/11) koalisi pejabat dan petugas pemilu menyatakan bahwa pesta demokrasi kali ini merupakan yang teraman sepanjang sejarah AS.
Pernyataan itu disampaikan Election Infrastructure Government Coordinating Council dan Election Infrastructure Sector Coordinating Executive Committees. ”Sampai sekarang pun petugas pemilu terus mengecek lagi dan mengevaluasi penghitungan sebelum memberikan hasil,” tulis mereka menurut CNN.
Salah satu pejabat yang vokal soal hal tersebut adalah Kepala Cybersecurity and Infrastructure Security Agency (CISA) Chris Krebs. Menurut sumber internal, Krebs siap dipecat oleh Trump karena melawan perintah atasan. Dia berkali-kali menyangkal adanya kecurangan sistemik di pemilu 3 November lalu.
”Prioritas CISA yang paling utama adalah melindungi proses demokrasi. Bukan hanya satu orang,” ungkap pejabat senior CISA lainnya yang tak mau disebut identitasnya.
Hampir senada, penyedia platform media sosial Twitter menyatakan sudah melabeli 300 ribu unggahan terkait pemilu. Unggahan pada periode 27 Oktober sampai 11 November diberi label peringatan karena dianggap menyesatkan.
”Tugas kami belum selesai. Kami akan mencari cara untuk bekerja lebih baik dan efisien,” ungkap Kepala Hukum Kebijakan dan Keamanan Twitter Vijaya Gadde seperti dilansir Fox News. Vijaya mengatakan bahwa unggahan yang diberi label bukan hanya dari kubu Republik soal tuduhan kecurangan pemilu. Tapi juga terhadap politisi Demokrat yang memberikan pesan prematur.
Salah satunya unggahan mantan kandidat presiden Demokrat Andrew Yang. Dia menyebut Biden sebagai presiden terpilih saat belum ada media atau lembaga yang menyatakan Biden menang.
Kabarnya, Trump masih bimbang antara menyerah atau meneruskan semua gugatan. Dua putranya, Donald Trump Jr and Eric Trump, menginginkan sang ayah berjuang sampai inaugurasi. Sedangkan putrinya, Ivanka, beserta sang suami Jared Kushner ingin Trump mundur secara anggun pada 20 November nanti. (bil/c9/byu)