Geliat UMKM Kaltim di Tengah Pandemi, di Balikpapan Ditopang BUMN, Samarinda Latih Foto dan Video Produk

- Jumat, 13 November 2020 | 16:24 WIB
Puji Setyowati memerhatikan para peserta workshop foto, desain dan video produk.
Puji Setyowati memerhatikan para peserta workshop foto, desain dan video produk.

UMKM adalah dunia yang banyak digeluti perempuan. Bukan tanpa alasan sektor informal ini ditekuni. Salah satu alasan, dapat menjalankan sejumlah peran. Menjadi istri, ibu dan bagian dari masyarakat, namun juga mampu menghasilkan pendapatan. Perempuan pengusaha yang mendominasi UMKM ini memiliki kontribusi sangat besar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. UMKM memiliki peranan signifikan dalam ekonomi di Indonesia, kontribusi sebesar 60,3 persen dari total produk domestik bruto.

Kepala Seksi Bina UMKM Dinas Koperasi, UMKM, dan Perindustrian (DKUMKMP) Balikpapan, Rabiatun mengakui hal itu. “UMKM memang kebanyakan perempuan. Kalau laki-laki kebanyakan karyawan, pegawai negeri dan BUMN,” ujar perempuan berjilbab ini.

Perbandingan antara pelaku usaha perempuan dan laki-laki, lanjutnya, adalah 60:40. Perbandingan ini diambil dari jumlah binaan DKUMKMP yang mencapai 400 pelaku UMKM. Sementara untuk keseluruhan mencapai 21.400 pelaku UMKM. Angka itu berdasarkan catatan pihaknya hingga tahun 2019.

“UMKM di Balikpapan ini didominasi sektor kuliner. Mengapa perempuan? Salah satunya karena perempuan itu telaten,” katanya. Perempuan juga tidak malu dalam berusaha. Terutama dalam hal pemasaran. Mengunjungi orang per orang, rumah per rumah, hingga kantor per kantor. Bahkan, pemasaran daring melalui media sosial.

“Alasannya, hasil dari bincang-bincang, mereka ingin membantu ekonomi keluarga. Meningkatkan kesejahteraan,” jelas perempuan yang akrab disapa Atun ini. Untuk usia, pelaku UMKM didominasi usia 30 tahun hingga 60 tahun. Usia muda masih sedikit yang menjadi pelaku usaha. Salah satu faktor penyebabnya adalah kurikulum pendidikan.

“Kurikulumnya seharusnya diubah. Pola pikirnya mereka, bekerja itu yang mentereng. Baju rapi, dapat gaji, tidak perlu susah. Kalau jadi pelaku usaha ‘kan penuh risiko, tantangan,” urai Atun.

Dia pun mencontohkan sang buah hati yang kini telah memiliki tiga karyawan. Anak perempuannya memiliki usaha penjualan baju. Seiring berjalannya waktu, kini merambah usaha loket pembayaran dan pengiriman barang. “Dia loh lebih besar sekarang (pendapatan, Red) dibandingkan aku yang sudah 30 tahun kerja. Waktu kerjanya juga lebih sedikit, bisa sambil momong anak,” terangnya.

Hal senada diungkapkan Section Head CSR and SMEPP PT Pertamina Region Kalimantan, Edward Manaor Siahaan. Mitra binaan Pertamina juga didominasi kaum perempuan. Pada tahun ini, pelaku UMKM perempuan mencapai 70 persen dari total mitra binaan. “Perempuan ada 62 orang, pria ada 28 orang,” katanya.

Para perempuan yang menjadi pelaku UMKM, dikatakannya, merupakan satu contoh nyata bahwa perempuan juga telah berkontribusi dalam perekonomian keluarga. Hal ini perlu disadari, perempuan tidak hanya sekadar menjadi ibu rumah tangga. “Ini menarik. Dengan menjadi pelaku UMKM, perempuan juga bisa mengaktualisasikan dirinya. Menjadi seorang pemimpin bagi anak buahnya,” ungkap dia.

Sejumlah program diterapkan. Dengan menyasar beberapa sektor usaha. Mulai dari perdagangan, jasa, pertanian, perikanan, hingga perkebunan. Program ini dilaksanakan secara rutin sejak tahun 1993. Salah satunya adalah memberikan pinjaman modal hingga Rp 200 juta dengan administrasi hanya 3 persen. “Kami juga melakukan pembinaan melalui pelatihan usaha dan penguatan pemasaran,” ujar Edward.

Pihaknya bertekad memperkuat UMKM. Apalagi saat pandemi Covid-19 seperti sekarang. UMKM mengambil peranan penting dalam menggerakkan perekonomian masyarakat. Penurunan pendapatan akibat Covid-19, diharapkan tidak membuat pelaku UMKM menyerah. Mereka harus mampu beradaptasi dengan kebiasaan baru. Misalnya, membuat kemasan yang bisa diterima masyarakat.

Di Samarinda pun demikian. Geliat UMKM di Kota Tepian ini sangat massif. Usaha mencetak pengusaha terus dilakukan dinas terkait. Terbaru, ada 100 pengrajin di Samarinda yang dilatih tentang foto, desain dan video produk lewat bimbingan teknis atau workshop singkat.

“Memang kami mengundang 10 orang pengrajin kriya di masing masing kecamatan se Samarinda untuk mengikuti workshop ini,” kata Puji Setyowati Jaang, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Samarinda. Para pengrajin ini diberikan materi khusus praktek langsung berupa teknis foto produk menggunakan ponsel, membuat desain dan belajar mengedit video dengan menggunakan aplikasi sederhana menggunakan ponsel.

“Kami hadirkan narasumber anak-anak muda yang tergabung dalam komunitas mini university preneurship yang sudah terbiasa memberikan bimbingan untuk para UMKM serta memang kompeten dibidang ini,” kata Puji yang juga anggota DPRD Kaltim ini.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

BPJS Ketenagakerjaan Perkuat Kerja Sama dengan SRC

Jumat, 29 Maret 2024 | 14:49 WIB

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB
X