Pembuluh Darah Jantung Aorta pada Pria Robek, Bisa Berujung Kematian

- Jumat, 13 November 2020 | 10:09 WIB

Masalah penyakit jantung didasari karena berbagai faktor. Salah satunya karena hipertensi, diabetes, merokok, kolesterol, hingga genetik. Ada salah satu jenis penyakit jantung yang belum banyak diketahui dan mengancam para pria. Nama penyakitnya adalah aneurisme aorta atau diseksi aorta. Apa itu?

Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dari Heartology Cardiovascular Center Brawijaya Hospital, dr. Suko Adiarto, Sp.JP(K), PhD FIHA, FICA, FAsCC, mengatakan aorta adalah bagian terbesar dari pembuluh darah arteri yang memanjang dari jantung hingga ke perut bawah. Robeknya aorta bisa terjadi secara tiba-tiba (akut) dan tidak menimbulkan gejala. 

“Tetapi, bila dalam dua hingga tiga jam tidak segera dioperasi, penderita akan meninggal,” ungkap dr. Suko yang juga sub spesialisasi intervensi kardiologi dan vaskular, dalam webinar, Kamis (12/11).

Menurutnya, diseksi aorta dan aneurisma aorta tidak dapat dibedakan berdasarkan gejala dan pemeriksaan fisik, sehingga pemeriksaan penunjang seperti CT scan sangat diperlukan. Kecepatan dan ketepatan dokter spesialis jantung dalam mendiagnosis diseksi aorta sangat menentukan keselamatan pasien.

“Faktor penyebab diseksi aorta antara lain riwayat keluarga, hipertensi, naiknya tekanan darah secara mendadak, riwayat aneurisme aorta, artherosklerosis ataupun kelainan genetic (sindroma marfan),” papar dr. Suko Adiarto.

Sementara itu, NCBI (National Center for Biotechnology Information) melaporkan bahwa insiden terjadinya diseksi aorta adalah 5-30 kasus per satu juta orang dengan rentang usia 40-70 tahun.

2 Jenis Robeknya Aorta

Berdasar kondisinya, ada dua jenis aorta yang robek yaitu tipe A dan tipe B. Paling berbahaya dan mematikan adalah tipe A. Sebab, bagian aorta yang robek ada pada pangkalnya yang menempel ke serambi jantung atau yang disebut dengan aorta asendens. Penanganannya juga harus melalui
operasi.

Beda dengan tipe B, yang umumnya bisa diatasi dengan obat atau dengan intervensi endovaskular. Pada tipe yang lebih complicated mgkn memerlukan kombinasi berupa bedah dan endovascular yang dapat dilakukan di OK/Cathlab Hybrid yang tersedia di Heartology Cardiology Vascular.

Pada bagian tengah, aorta asendens memiliki tiga cabang arteri. Bagian yang bercabang itu dikenal dengan nama aorta arch. Pada kasus diseksi tipe A, dua jenis aorta itulah yang robek parah sehingga perlu diganti dengan graft dari bahan dakron. Operasi penggantian aorta arch itu disebut dengan
operasi Hemiarch Aorta Replacement.

Mengganti aorta asendens arch tak semudah mengganti katup atau pembuluh darah koroner. Sebab, untuk menggantinya kondisi pembuluh darah tersebut harus benar-benar ‘bersih’ dari
darah. Dengan demikian, ahli bedah bisa melihat dengan jelas seberapa panjang yang perlu diganti.

Operasi Bentall jadi Solusi

Operasi bentall seperti operasi aorta lainnya, termasuk salah satu operasi tersulit sehingga memerlukan banyak persiapan. Keahlian tim dokter, tim pendukung dan ketersediaan tehnologi merupakan kunci keberhasilan operasi bentall dan penggantian hemiarch.

Sementara itu, dokter Sub spesialisasi Bedah Thoraks dan Kardiovaskular dr. Dicky Aligheri Wartono, Sp.BTKV(K) FIHA, FICA mengatakan semua prosesnya harus dilakukan secara perlahan serta sangat hati-hati, agar aman bagi pasien. Pascaoperasi, tim dokter masih harus memperhatikan pasien dengan sangat cermat. Sebab, risiko pendarahan atau stroke atau hal-hal lain akibat proses pembekuan bisa muncul setelah operasi.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Puasa Pertama Tanpa Virgion

Minggu, 17 Maret 2024 | 20:29 WIB

Badarawuhi Bakal Melanglang Buana ke Amerika

Sabtu, 16 Maret 2024 | 12:02 WIB
X