Dari kelompok pengeluaran, realisasi belanja pemerintah berhasil menahan kontraksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal III. Suhariyanto memerinci, konsumsi pemerintah tumbuh 9,76 persen. ’’Pertumbuhan konsumsi pemerintah karena ada kenaikan realisasi belanja bansos serta belanja barang dan jasa yang jauh lebih tinggi dari posisi triwulan II 2020,’’ paparnya.
Secara terpisah, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto meyakinkan, meskipun masih minus, tren pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah bergerak positif. ’’Dan, tentu kita berharap nanti di kuartal IV trennya positif, (yakni) -1,6 atau 0,6,’’ ujar Airlangga di kantor presiden kemarin.
Tren positif itu terlihat dari adanya perbaikan pada kuartal III. Bila dihitung kuartal per kuartal, perekonomian Indonesia tumbuh 5,05 persen. Artinya, ada lompatan pada kuartal III. PDB kuartal III naik menjadi Rp 3.895 triliun. Kemudian, konsumsi rumah tangga naik menjadi 4,7 persen. Konsumsi pemerintah juga masih positif di angka 16,93 persen.
Secara year-on-year, memang masih banyak pertumbuhan yang merah. ’’Tapi, masih ada kuartal depan, kuartal IV,’’ lanjut Airlangga.
Pemerintah, kata Airlangga, melakukan berbagai intervensi, termasuk mendorong stimulus ekonomi. Dari keseluruhan anggaran penanganan dampak Covid-19 sebesar Rp 695 triliun, per 2 November lalu dilaporkan telah diserap dana Rp 366,86 triliun.
Menurut dia, tekanan utama terdapat pada sektor ketenagakerjaan. Angka pengangguran masih sekitar 5 persen. Jumlah pekerja informal masih tinggi. Ditambah angkatan kerja baru tahun ini yang mencapai 2,9 juta orang. Pemerintah berharap UU Cipta Kerja mampu mendorong penyerapan angkatan kerja tersebut di berbagai sektor.