Proyek Rampung Sepenuhnya Akhir Februari 2021

- Jumat, 6 November 2020 | 13:48 WIB
Salah satu penunjang jembatan Pulau Balang.
Salah satu penunjang jembatan Pulau Balang.

BALIKPAPAN¬-Jembatan Pulau Balang memasuki tahap penyelesaian akhir. Setelah resmi tersambung pada 31 Oktober 2020, jembatan dengan bentang utama sepanjang 804 meter itu, masih menyisakan beberapa pekerjaan fisik. Kegiatan ini ditargetkan tuntas sepenuhnya pada akhir Februari 2021.

Kamis (5/11), Kaltim Post melihat langsung penyelesaian sisa pengerjaan fisik jembatan yang pembangunannya dicanangkan pada 2007. Bertolak dari jetty speedboat di Pelabuhan Semayang, Balikpapan, sekitar pukul 12.25 Wita. Perairan Teluk Balikpapan yang tidak terlalu bergelombang, membuat perjalanan menggunakan speed boat tidak begitu terguncang. Pewarta akhirnya tiba di dermaga khusus yang disiapkan di sekitar proyek pembangunan Jembatan Pulau Balang sekitar pukul 13.00 Wita.

Untuk bisa memasuki lokasi proyek, harus mendapatkan izin dari Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Kaltim. Selaku penanggung jawab pembangunan jembatan penghubung Balikpapan dan Penajam Paser Utara (PPU) itu. Setibanya di dermaga, sejumlah speedboat yang biasa digunakan pekerja maupun pejabat proyek tampak bersandar. Sebelum memasuki lokasi proyek, tamu wajib melaporkan diri kepada petugas pengamanan. Dan mendapat penjelasan mengenai standar operasional prosedur (SOP) di lokasi kegiatan.

Dari pos pengamanan di dermaga, Kaltim Post diajak menuju bangunan semipermanen di depan bangunan yang sedang dalam tahap penyelesaian. Gedung tersebut direncanakan menjadi museum. Lokasinya tepat berada di samping Jembatan Pulau Balang. Sebelum diajak melihat ke atas Jembatan Pulau Balang, Kaltim Post diwajibkan menggunakan alat pelindung diri. Berupa rompi, helm, dan sepatu safety. Dari bangunan museum itu, penulis diajak berkendara sekitar 1 kilometer menuju ke atas jembatan. Di sana, tampak terlihat sejumlah pekerja masih melakukan kegiatan pengerjaan fisik.

Pembangunan bentang panjang Jembatan Pulau Balang mempekerjakan sekitar 370 tenaga kerja. Mereka berasal dari konsorsium Kerja Sama Operasi (KSO) PT Hutama Karya (Persero), PT Adhi Karya (Persero) Tbk, dan PT Bangun Cipta Konstruksi. Selama kurang lebih 45 menit, Kaltim Post memantau para pekerja dari jarak sekitar 100 meter. Tak bisa melihat lebih dekat, karena khawatir akan mengganggu para pekerja.

Sekitar pukul 14.15 Wita, hujan mengguyur lokasi proyek. Akhirnya kegiatan dihentikan sementara. Setelah hujan reda, sekira pukul 14.30 Wita, rombongan diajak melihat kegiatan pembangunan bangunan museum yang sedang dalam tahap penyelesaian. Bangunan bertingkat mirip aula pertemuan itu tak jauh dari pesisir Teluk Balikpapan. Berkelir putih dengan beberapa anak tangga. Usai kunjungan tersebut, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Jembatan Pulau Balang I Kaltim Asyfak Bismoseno mengatakan jika masih ada beberapa pekerjaan yang masih harus diselesaikan.

Seperti rigid pavement (perkerasan kaku/beton semen), oprit (timbunan tanah atau urugan) pada sisi Tempadung (Balikpapan), penambahan sarana utilitas, siar muai atau penyambungan antar-dua struktur yang bergerak, pengaspalan, pemasangan tembok pembatas, dan pekerjaan minor lainnya. “Pengerjaannya ada yang bisa paralel, ada yang harus menunggu,” jelas dia. Bismo melanjutkan, untuk pekerjaan yang harus menunggu adalah pekerjaan di atas dek jembatan.

Seperti pemasangan tembok pembatas, penyambungan antar-dua struktur yang bergerak, pengaspalan, penambahan lampu penerangan jalan umum (PJU) dan guard rail (pagar pengaman jalan). Kegiatan tersebut baru dapat dilaksanakan setelah traveler mundur. Traveler adalah alat yang digunakan untuk menopang/menggantung cetakan sementara yang digunakan untuk menahan beton selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan.

“Lainnya bisa dikerjakan paralel, selama lahan tidak digunakan untuk alat dan material. Mengingat banyak sisa material yang perlu waktu untuk dipindahkan,” jelas dia. Seluruh sisa pekerjaan tersebut, dikatakan Bismo ditargetkan selesai akhir Februari 2021. Termasuk dengan oprit sisi Tempadung sepanjang 50 meter. Juga, bangunan museum yang saat ini struktur gedungnya sudah selesai. Tinggal dilakukan finishing. Bangunan yang direncanakan menjadi museum terdiri dari 2 lantai. Lantai I seluas 220 meter persegi dan lantai II seluas 420 meter persegi.

Fasilitas utama yang ada pada museum adalah ruang SHMS (structure health monitoring system). Ruang tersebut memiliki fungsi memonitor kondisi jembatan secara real time. Fasilitas lainnya adalah ruang perpustakaan, kantor, ruang rapat dan staf. Bagian bawah ada ruang pameran terbuka, apabila ada event-event tertentu. “Anggaran untuk pembangunan gedung, masuk bagian pembangunan jembatan. Yaitu, total sebesar Rp 1,3 triliun,” ungkapnya.

Dia menjelaskan, bentang panjang Jembatan Pulau Balang yang akan menjadi jembatan bentang terpanjang kedua setelah Jembatan Suramadu di Jawa Timur, tidak didesain untuk pejalan kaki. Sehingga memang dari awal tidak disiapkan jalur khusus pejalan kaki. Mengingat rencana kecepatan kendaraan di jalan akses tersebut adalah 80 km/jam. “Jadi sangat berbahaya apabila ada pejalan kaki yang berada di dekat jalan,” katanya.

Sebelumnya, Kepala BBPJN Kaltim Junaidi menyampaikan area jembatan akan diperindah dengan taman. Namun, pembangunan taman belum dianggarkan karena status tanah belum dihibahkan kepada Kementerian PUPR. “Masih milik Pemkab PPU. Karena mereka yang membebaskan lahannya. Kita sudah bersurat ke pak bupati (Abdul Gafur Mas’ud). Kalau bisa diserahkan ke PUPR. Kami akan anggarkan untuk beautifikasi semacam anjungan cerdas,” ucapnya.

Pembangunan Jembatan Pulau Balang II merupakan proyek tahun jamak (multiyears), dengan nilai kontrak sekitar Rp 1,386 triliun. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dimulai sejak 24 Agustus 2015. Dengan jadwal serah-terima pertama pekerjaan atau provisional hand over (PHO) pada 27 Februari 2021. Namun, rampungnya pembangunan Jembatan Pulau Balang ini, masih menyisakan masalah. Di mana masih belum tersambung dengan Balikpapan. Dikarenakan jalan pendekat menuju Balikpapan, tepatnya di Km 13, Karang Joang, sepanjang 15,35 kilometer, masih memerlukan proses pembebasan lahan oleh Pemprov Kaltim.

Di mana hingga akhir tahun ini, ditargetkan penerbitan Surat Keputusan (SK) penetapan lokasi (penlok) oleh gubernur Kaltim yang didelegasikan kepada wali Kota Balikpapan. Ada sekitar 129 hektare lahan yang perlu dibebaskan. Junaidi menuturkan, pihaknya belum memastikan apakah pengerjaan fisiknya dikerjakan menggunakan APBN atau APBD Kaltim. “Kami masih nunggu juga. Mudah-mudahan enggak dalam waktu lama, solusinya sudah ada. Semakin cepat semakin baik. Siapa pun yang menanganinya, mau dari APBN atau APBD provinsi, yang penting jalan itu segera bisa difungsikan,” harap dia. (kip/riz/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X