WASHINGTON DC – Hasil penghitungan suara Pemilihan Umum (Pemilu) Amerika Serikat (AS) belum berakhir hingga tadi malam (5/11). Namun, kemenangan Calon Presiden (Capres)-Calon Wakil Presiden (Cawapres) AS, Joe Biden-Kamala Harris, sudah di depan mata. Meski demikian, pasangan petahana Donald Trump-Mike Pence tidak tinggal diam. Trump berusaha menghalangi rivalnya dengan berbagai manuver hukum.
Rabu malam (4/11), Biden keluar dari markasnya di Wilmington, Delaware. Dia datang untuk menyampaikan kesimpulan. Melihat alur perolehan suara, dia menyimpulkan bahwa dirinya bakal menjadi pemenang Pemilihan Presiden (Pilpres) AS.
“Saya tidak datang untuk menyatakan kemenangan. Saya di sini untuk mengatakan, ketika semua suara sudah dihitung, saya akan menjadi pemenang,” ungkap Biden seperti dilansir Agence France-Presse.
Kepercayaan Biden datang dari laporan media massa. Associated Press mengklaim bahwa pria 77 tahun itu berhasil mengamankan 264 suara elektoral. Hanya kurang enam suara untuk mencapai kemenangan. Hal tersebut setelah mereka menetapkan Biden sebagai pemenang di negara bagian Michigan dan Arizona.
Sementara Trump masih mandek di angka 213 suara elektoral. Namun, Trump unggul di tiga dari empat negara bagian yang belum mendapat kesimpulan. Biden hanya unggul di negara bagian Nevada dengan selisih yang tipis.
Hingga pukul 21.00 WIB kemarin, Biden hanya unggul 0,6 persen dari Trump. Kalau saja laporan tersebut benar dan keunggulan Nevada bertahan sampai akhir, Joe Biden dipastikan menutup perlombaan ini. Suara elektoral yang diraih bakal pas 270. Akan tetapi, perlu dicatat bahwa media lain seperti CNN masih mencatat Arizona belum mendapatkan pemenang.
Di sisi lain, Biden juga masih menaruh asa pada negara bagian Georgia (16 suara elektoral) dan Pennsylvania (20 suara elektoral). Biden berhasil merapatkan selisih di dua negara tersebut. Terutama Pennsylvania yang sempat melaporkan selisih 400 ribu suara, kini tinggal 150 ribu saja.
Trump tentu saja geram melihat situasi tersebut. Sepanjang malam dia sibuk menggerutu di akun Twitter-nya. “Integritas sistem pilpres sudah dirusak,” ungkap sang presiden via Twitter.
Sejumlah pakar politik AS sudah menduga bagaimana kubu Trump bakal bereaksi setelah Demokrat membalik keadaan. Ramalan paling pas datang dari politikus Demokrat Bernie Sanders.
“Bisa jadi, pukul 22.00 Trump memimpin Michigan, Pennsylvania, Wisconsin, dan langsung menyatakan kemenangan. Keesokan harinya, dia bakal langsung bilang ada kecurangan ketika Demokrat yang unggul,” ungkap mantan saingan Biden kepada komedian Jimmy Fallon pada acara di NBC.
Trump tak berhenti menyebut ada kecurangan di beberapa negara bagian. Timnya sudah meminta penghitungan ulang di Wisconsin. Dia juga menggugat tiga pemerintah negara bagian --Pennsylvania, Georgia, dan Michigan-- agar proses penghitungan dihentikan dan tabulasi pos surat suara tak dianggap.
Beberapa simpatisan sudah mengikuti jejak Trump. Massa konservatif tiba di tempat penghitungan suara kota Detroit, Michigan, dan Phoenix, Arizona. “Hentikan penghitungan,” teriak mereka.
TRANSGENDER