Di sinilah peran manajemen sekolah menjadi penting. Kami pun tak lelah memberikan pemahaman terhadap guru dan wali murid agar dapat menerima praktik kelas inklusi. Mereka kami libatkan dalam forum dan pelatihan.
Sebab sejatinya, ketidakinginan tadi hampir semuanya disebabkan ketidaktahuan mereka. Ketidaktahuan bahwa hak belajar para anak istimewa itu dapat diakomodasi lewat treatment khusus dalam kelas inklusi.
Saat ini, masyarakat luas masih menganggap sekolah untuk ABK hanya di SLB. Padahal, kelas atau sekolah inklusi sudah bertahun-tahun hadir. Kehadiran yang membuat siswa berkebutuhan khusus “merdeka”.
Penelitian mengungkap, interaksi sosial yang tinggi oleh siswa berkebutuhan khusus, membuat mereka mampu beradaptasi dengan baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat. Hasil akademik juga meningkat karena siswa lebih termotivasi untuk belajar. Tanpa mengecilkan peran rekan-rekan pendidik di SLB, tentunya. (*/man/kri/k8)