Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan perekonomian Indonesia pada kuartal III tahun ini sebesar minus 3,49 persen. Artinya, Indonesia mengalami resesi. Hal itu disebabkan oleh pandemi Covid-19 yang terus mengguncang perekonomian nasional.
Kepala BPS Suhariyanto memaparkan bahwa secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga kuartal-III 2020 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya terkontraksi 2,09 persen. Mengalami pertumbuhan negatif, namun secara kuartal (qtq) ekonomi mengalami kenaikan sebesar 5,05 persen pada triwulan III-2020. Kondisi itu memperlihatkan adanya tanda-tanda pemulihan yang signifikan.
“Perekonoman Indonesia terkontraksi sebesar minus 3,49 persen hingga kuartal III tahun ini. Angka tersebut meski masih mengalami kontraksi tapi sedalam pada triwulan II yang minus 5,32 persen,” ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (5/11).
Suhariyanto menjelaskan, perekonomian di berbagai negara hingga kuartal III tahun ini lebih baik dibandingkan kuartal II. Tercermin dari indikasi yang mengalami peningkatan dalam beberapa bulan terakhir. Namun, perbaikan ini masih terhambat karena tingginya kasus Covid-19. “Di beberapa negara Eropa sedang melakukan kembali lockdown. Seperti di Jerman, Perancis, Inggris, dan Austria. Alasannya Covid meningkat,” terang dia.
Suhariyanto berharap perbaikan pada kuartal III tahun ini dapat menjadi modal yang bagus untuk melangkah ke kuartal IV tahun ini. Apalagi, dengan pelonggran kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) aktivitas ekonomi dapat kembali bergeliat. “Perbaikan sangat positif, berharap kuartal 4 situasinya jadi lebih baik,” tutupnya. (jpc)