Diskon Tiket Pesawat, Napas Baru Industri Pariwisata

- Senin, 2 November 2020 | 13:30 WIB
Pengusaha pariwisata menyambut baik stimulus yang diberikan pemerintah kepada dunia penerbangan. Diskon tiket pesawat yang hadir hingga akhir tahun diyakini akan menggairahkan sektor tersebut.
Pengusaha pariwisata menyambut baik stimulus yang diberikan pemerintah kepada dunia penerbangan. Diskon tiket pesawat yang hadir hingga akhir tahun diyakini akan menggairahkan sektor tersebut.

Pengusaha pariwisata menyambut baik stimulus yang diberikan pemerintah kepada dunia penerbangan. Diskon tiket pesawat yang hadir hingga akhir tahun diyakini akan menggairahkan sektor tersebut.

SAMARINDA- Masuknya virus corona (Covid-19) ke Tanah Air memberi dampak yang luar biasa bagi industri pariwisata. Mulai dari agen travel konvensional, perhotelan, objek wisata, pusat oleh-oleh, kuliner sampai turunannya mengalami penurunan kinerja yang signifikan. Bahkan maskapai penerbangan juga kena dampak luar biasa. Tiket murah diharapkan jadi momen bangkit.

Sekretaris Dewan Pengurus Daerah (DPD) Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) 71 Kaltim, I Gusti Bagus Putra mengatakan, saat ini pariwisata terbagi menjadi dua sisi. Ada pelancong yang sedang menahan liburan karena menunggu vaksin dan masih takut bepergian. Tapi, ada juga pelancong yang sudah bepergian namun tetap menjaga protokol kesehatan.

“Untuk meyakinkan wisatawan, destinasi wisata serta hotel dan restoran di Kaltim sudah melakukan protokol kesehatan yang ditunjang dengan beberapa kali pelatihan,” jelasnya, Minggu (1/11). Pemerintah juga memberikan bantuan kepada industri pariwisata di Indonesia sebesar Rp 3,3 triliun. Dari dana itu, dua daerah di Kaltim mendapatkannya, Berau Rp 5 miliar dan Samarinda Rp 15 miliar.

Bantuan itu diperuntukkan bagi hotel dan restoran. Dari bantuan itu timbul lagi geliat pariwisata lokal. Sehingga, pihaknya optimistis geliat pariwisata akan terus berlanjut. “Kami melihat geliat wisata sudah ada tandanya. Dibukanya seluruh tempat wisata disambut baik oleh airline yang memberikan banyak harga promo. Tiket pesawat yang murah ini menjadi motor penggerak pariwisata,” ungkapnya.

Pihaknya juga yakin pariwisata tetap jalan hingga akhir tahun. Diimbangi juga dengan libur panjang pada Desember nanti. Sehingga tanda-tanda pergerakan wisata makin jelas. Hal itu juga membuat Asita 71 memberanikan diri membuat Mahakam Travel Mart (MTM) II pada 22-24 November 2020 di Swiss-Belhotel Borneo. Kegiatan ini merupakan kelanjutan MTM I yang dilaksanakan Maret 2019 lalu.

MTM merupakan ajang mempromosikan wisata daerah. Kaltim memiliki potensi wisata yang sangat besar dan diyakini mampu menarik minat para wisatawan baik nasional maupun mancanegara. Tahun lalu, antusiasnya sangat besar sehingga acara yang sempat diundur akibat Covid-19 seharusnya bisa membuat booming pariwisata pada akhir tahun.

“Saat ini dari target 100 agent yang mengikuti MTM, sudah ada 50 travel yang mendaftar. Ada 16 agen dari Bali, 10 agen dari Sumatra Utara, 10 dari Jakarta dan sisanya dari lokal Kaltim. Itu hanya kuota yang kami berikan, agar yang lain juga bisa kebagian space,” katanya.

Untuk diketahui, Mahakam Travel Mart merupakan ajang tahunan DPD Asita Kaltim untuk mempromosikan dan mengembangkan pariwisata daerah ini ke pasar domestik dan internasional. Ajang ini mempertemukan seller, yakni agen tour and travel, hotel, restoran, objek wisata dan pemangku kepentingan lainnya di Kaltim, dengan buyer, yakni travel agent dari Indonesia dan mancanegara.

Menurutnya, antusiasme masyarakat terhadap wisata akan besar. Sebab, mereka sudah berbulan-bulan jenuh akibat Covid-19. Sehingga pada akhir tahun yang bertepatan dengan cuti bersama yang dicanangkan oleh pemerintah sesuai hari libur nasional akan membuat pariwisata booming. “Hal ini didukung dengan banyaknya harga tiket murah, sebab tiket murah akan menjadi motor penggerak wisata antardaerah,” pungkasnya.

Seperti diketahui, mulai 23 Oktober lalu Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan memberikan stimulus atau bantuan berupa subsidi harga tiket pesawat bagi calon penumpang yang akan melakukan penerbangan domestik hingga 31 Desember 2020.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Novie Riyanto menyebut, untuk tiket penerbangan sebelum 1 Januari 2021, calon penumpang akan dibebaskan biaya Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U). Namun, penghapusan tarif PJP2U hanya diberikan untuk penerbangan yang dilakukan di 13 bandara yang merupakan penopang sektor pariwisata.

Khusus ditargetkan kepada bandara tertentu, stimulus diharapkan tidak hanya merangsang mobilitas masyarakat tapi juga menggerakkan sektor penerbangan, pariwisata, dan sektor turunannya. "Diharapkan dengan stimulus masyarakat akan mendapat keringanan dengan berbagai tujuan yang akhirnya akan memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di daerah seperti industri pariwisata, sektor UMKM," katanya.

Ketiga belas bandara yang dimaksud adalah Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang (CGK), Bandara Internasional Hang Nadim, Batam (BTH), Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang (KNO), dan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Denpasar (DPS).

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X