Jembatan Pulau Balang Sisi PPU Tersambung, Sisi Balikpapan Kapan?

- Senin, 2 November 2020 | 12:35 WIB
Masalah pembebasan lahan proyek jembatan Pulau Balang masih jadi kendala, utamanya sisi Balikpapan.
Masalah pembebasan lahan proyek jembatan Pulau Balang masih jadi kendala, utamanya sisi Balikpapan.

Transportasi darat menuju Penajam dari Balikpapan atau arah sebaliknya, kini hanya sekira satu jam. Sebelumnya perlu waktu 3-4 jam karena harus berputar menuju utara dengan jarak tempuh sekitar 100 km.

 

BALIKPAPAN­-Jembatan Pulau Balang sisi Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) akhirnya tersambung seutuhnya. Pengecoran jembatan sepanjang 1,8 kilometer itu tuntas pada Sabtu (31/10) malam. Rampungnya kegiatan pengecoran ini dirayakan dengan letusan lebih dari 20 kembang di atas Jembatan Pulau Balang.

Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Kaltim Junaidi mengungkapkan, pengecoran pemungkas itu dimulai pukul 11.00 Wita. Sekira pukul 19.30 Wita, kegiatan pengecoran dinyatakan tuntas. Belasan pekerja kontraktor pelaksana Jembatan Pulau Balang yang terdiri konsorsium PT Hutama Karya, PT Adhi Karya, dan PT Bangun Cipta Konstruksi, membutuhkan waktu sekira sembilan jam untuk menyambungkan jembatan yang sebelumnya tersisa 6 meter.

-

Detik-detik tersambungnya bentang tengah Jembatan Pulau Balang.

“Yang lama itu ‘kan ngangkut materialnya. Dibawa dan dinaikkan ke atas. Kalau penahan (cornya) enggak lama, paling empat jam tuntas,” katanya kepada Kaltim Post, Minggu (1/11). Dia melanjutkan, penyambungan Jembatan Pulau Balang sisi PPU memang dilakukan lebih cepat. Sebelumnya, penyambungan ditargetkan diselesaikan paling cepat akhir Oktober atau paling lambat awal November 2020.

“Intinya lebih enak, lebih cepat selesai. Pekerjanya ‘kan kalau pulang (ke kampung halaman) tanggung. Karena Covid-19. Lebih baik selesaikan dulu, baru cuti. Jadi, mereka concern nyelesaikan. Ngebut kerja siang dan malam. Akhirnya tuntas,” ungkap mantan kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Wilayah XX Pontianak ini. Kegiatan pengecoran ini disaksikan pula oleh sejumlah pejabat Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Di antaranya, Direktur Pembangunan Jembatan Yudha Handira Pandjiriawan, Kepala Sub Direktorat (Subdit) Wilayah I Sjofva Rosliansjah, Koordinator Wilayah Subdit Wilayah I Wido Kharisma.

Selain itu, ada anggota Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Iwan Zarkasi beserta Direktur Operasional PT Hutama Karya (Persero) Novias Nurendra. Mereka sengaja datang untuk melihat tahap akhir pengerjaan Jembatan Pulau Balang. Setelah tersambung, kegiatan selanjutnya adalah merapikan sisa pengerjaan yang sudah dilakukan. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan structural health monitoring system (SHMS) untuk mendeteksi kerusakan pada bagian jembatan. Setelahnya, dilakukan uji beban sebelum jembatan bisa dilewati. “Intinya pekerjaan beratnya sudah kelar,” ujar Junaidi.  

Pembangunan Jembatan Pulau Balang II atau Jembatan Pulau Balang sisi PPU ini merupakan proyek tahun jamak (multiyears) dengan nilai kontrak sekira 1,386 triliun. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dimulai 24 Agustus 2015. Dengan jadwal serah terima pertama pekerjaan atau provisional hand over (PHO) pada 27 Februari 2021.

Salah satu tantangan pengerjaan jembatan dengan bentang utama sepanjang 804 meter ini adalah masalah cuaca. Di lokasi pembangunan, cukup sering hujan dan arus air lautnya yang cukup tinggi. Sebagian besar material harus didatangkan dari luar Kalimantan.

Dalam laman resmi Kementerian PUPR, material semen didatangkan dari Sulawesi Selatan, lalu agregat dari Palu dan fly ash campuran beton dari Paiton, Jawa Timur. Sementara peralatan berat sebagian besar didatangkan dari Jakarta. Dalam pembangunan Jembatan Pulau Balang, Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR bertanggung jawab terhadap pembangunan jembatan utama (804 meter), jembatan pendekat (167 meter), dan jalan akses (1.969 meter) di Pulau Balang.

Sementara akses di sisi Penajam dikerjakan Pemkab PPU dan sisi Balikpapan dibangun oleh Pemprov Kaltim Jembatan ini akan memiliki lebar 22,4 meter yang terdiri dari empat lajur disertai pedestrian. Jembatan dengan tipe struktur cable stayed tersebut akan jadi jembatan dengan bentang utama terpanjang kedua di Indonesia setelah Jembatan Suramadu di Jawa Timur. Jembatan Pulau Balang akan memiliki panjang antar-pilon sepanjang 402 meter.

Selama ini transportasi darat yang akan menuju Penajam dari Balikpapan atau arah sebaliknya, harus berputar menuju utara dengan jarak sekitar 100 km dan waktu tempuh 3-4 jam. Dengan adanya jembatan tersebut, jarak tempuh hanya sekitar 30 km yang dapat dilintasi hanya dalam satu jam.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X