JAKARTA- Sejumlah keraguan atas keamanan vaksin Covid-19 yang akan digunakan di Indonesia ditepis sejumlah pakar. Misalnya vaksin Sinovac yang saat ini sedang menjalani uji klinis tahap III di Bandung. Vaksin-vaksin yang saat ini sedang diuji klinis tahap III dinilai sudah aman karena telah lolos dua kali uji sebelum masuk tes terakhir.
Hal itu disampaikan Prof. Dr. dr. Cissy Rachiana Sudjana Prawira-Kartasasmita, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran kemarin (30/10). Menurut dia, bila ada temuan vaksin Sinovac tidak aman, tentu sudah terdeteksi sejak fase uji klinis sebelumnya. ’’Kalau tidak aman, uji klinis sudah dihentikan dari awal, dengan kata lain tidak boleh naik kelas,’’ terangnya.
Uji klinis fase III dilakukan karena dalam dua tahap uji klinis sebelumnya vaksin tersebut sudah dinyatakan aman. Dan hasil uji klinisnya sudah diterbitkan dalam jurnal-jurnal internasional sehingga semua peneliti bisa mengaksesnya.
Saat ini, tutur Cissy, uji klinis tahap III sedang berlangsung. Di Brasil, uji klinis akan selesai pada akhir bulan ini. Sementara, di Indonesia, uji Klinis baru akan selesai pada kuartal pertama 2021. Sebanyak 1.620 relawan sudah menjalani uji klinis dan sedang menunggu hasilnya.
Uji klinis tahap III dilakukan tidak hanya untuk lebih meyakinkan segi keamanannya. ’’Uji klinik fase III itu adalah untuk melihat efikasi atau khasiat dari vaksin,’’ lanjut Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indoensia (IDAI) itu. Tesnya dilakukan di banyak tempat karena memang standarnya demikian.
Karena itu, dia mengapresiasi presiden yang tidak lagi getol mendorong agar uji klinis dipercepat. Sebaliknya, Presiden kini menyatakan bahwa uji klinis vaksin harus hati-hati dan tidak boleh terburu-buru. ’’Karena keamanan untuk semua orang sangat penting,’’ tambahnya.
Di sisi lain, pemerintah pusat memastikan upaya memperbesar kuantitas tes Covid-19 masih terus dilakukan. Upaya tes dilakukan dua arah, baik dari pemerintah maupun masyarakat. ’’Kami terus meminta kepada pemerintah daerah untuk meningkatkan upaya testingnya,’’ terang Juru Bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 prof Wiku Adisasmito.
Cara pertama tentu melalui tracing kontak dari para pasien Covid-19 yang dilakukan secara top down oleh pemda setempat. Cara kedua adalah tes yang dilakukan sendiri oleh masyarakat. ’’Masyarakat juga harus melakukan testing apabila mengalami gejala Covid-19,’’ lanjutnya.
Bagi masyarakat yang berlibur, pemerintah juga meminta agar mereka melakukan tes untuk memastikan dalam kondisi sehat tanpa Covid-19 sebelum melakukan perjalanan. Apalagi, moda-moda transportasi tertentu sudah sejak lama mensyaratkan tes untuk memastikan penumpangnya sehat. (byu)