SAMARINDA – Sosok seorang ayah seharusnya menjadi pelindung dan pengayom bagi keluarga, terkhusus kepada anak. Meski statusnya orangtua sambung. Namun, berbeda yang dirasakan Mentari-bukan nama sebenarnya-, gadis 17 tahun itu malah menjadi korban perbuatan bejat dari MS, ayah tirinya.
Pria 44 tahun itu tega merenggut kehormatan anaknya yang sudah dirawat sejak kecil. "Itu statusnya bapak tiri. Awalnya anak itu di Sangatta, ikut bapak kandungnya. Karena di sana enggak sekolah, akhirnya dirawat sama ibunya, dibiayai bapak tirinya," ungkap Kapolsek Samarinda Seberang Kompol Made Anwara melalui Kanit Reskrim Iptu Dedi Seftriadi, Kamis (29/10). Bertahun-tahun tinggal bersama, hingga Mentari tumbuh menjadi remaja, hasrat MS tergugah melihat anak tirinya mulai dewasa. Ditambah satu keluarga hanya tidur di kamar yang sama.
Niatan buruk MS akhirnya muncul. Mencari kesempatan menggagahi anak tirinya. Kamis (3/9), pukul 11.00 Wita, MS melakukan perbuatan bejatnya. Tangan jahilnya menggerayangi tubuh Mentari. Tak sampai di situ, perbuatan tak senonoh MS kembali terjadi Sabtu (12/9) lalu. Tepat pukul 01.00 Wita, ketika hendak beristirahat, dirinya kembali menggerayangi tubuh anaknya. "Mereka memang tidur satu kamar semua. Namanya bapak sama anak awalnya biasa aja. Tapi lama-lama ya melenceng," terang perwira balok dua tersebut.
Perbuatan tercela itu akhirnya terungkap setelah Mentari mengeluh ke kakaknya. Merasa nyeri ketika membuang air kecil. Saat ditanya lebih jauh, gadis belia itu telah menjadi korban tindakan bejat dari bapak tirinya.
Mengetahui adik perempuannya diperlakukan tak wajar, kakak kandung Mentari pun melaporkan perbuatan MS ke Polsek Samarinda Seberang. Berbekal keterangan saksi dan bukti visum et repertum (VER), MS diringkus petugas belum lama ini. Dirinya kini harus pasrah merasakan dinginnya lantai bui dan terancam 15 tahun penjara. (*/dad/dra/k16)
