Sektor pariwisata menjadi salah satu yang terimbas penyebaran wabah Covid-19. Pemerintah terpaksa menutup total tempat-tempat wisata pelat merah. Sementara pelaku usaha serta warga lokal justru menumbuhkan beragam destinasi wisata baru.
PELAKU usaha wisata asal Kecamatan Muara Muntai Wahyudin Noor mengaku tak menyangka. Sektor pariwisata di Kecamatan Muara Muntai semakin bertumbuh. Meski terbilang baru, destinasi wisata susur sungai yang dikelola masyarakat dengan cepat tersebar luas.
Kapal penyeberangan tradisional pun disulap menjadi kapal susur Sungai Mahakam, dengan fasilitas makanan khas Kutai. Ia sadar, jika infrastruktur di perkampungan memang tak sebaik tempat wisata di perkotaan. Namun ternyata, potensi kearifan lokal dengan bumbu-bumbu kreativitas warga, justru bisa menciptakan daya saing dengan tempat wisata modern.
Hal tersebut terbukti benar, rute susur kapal wisata dari Kecamatan Muara Muntai lalu mengelilingi kawasan Pulau Harapan, banyak membuat sejumlah wisatawan puas. Tamu yang datang tak hanya dari Kukar, tapi juga dari Balikpapan, Samarinda, bahkan Kutai Barat.
Sejumlah pejabat bahkan kepala daerah pernah merasakan destinasi wisata yang satu ini. Disuguhi pertunjukan musik tradisional khas Kutai, ditambah lagi suasana kuliner dari atas kapal, memberikan nuansa berbeda.
Ada yang sekadar ingin bernostalgia, tapi ada juga yang ingin mencoba destinasi wisata baru. “Alhamdulillah, beberapa hari ke depan sudah ada yang memesan lagi. Ada yang berasal dari Kukar dan luar Kukar,” kata Wahyudin.
Ia bercerita, awalnya masyarakat setempat membangun bisnis pariwisata ini setelah mendapat kunjungan pihak Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Kukar yang sedang menggelar syuting kuliner di Kecamatan Muara Muntai.
Saat itu muncul ide dari salah satu pejabat di Diskominfo Kukar, agar masyarakat memadukan wisata susur sungai dengan wisata kuliner Kutai.
“Di tengah kondisi Covid-19 ini, kami sebenarnya tidak terlalu kencang melakukan promosi. Namun, dari mulut ke mulut. Mereka yang telah merasakan justru membuat peminatnya semakin meluas,” ujar pria yang juga anggota Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Muara Muntai itu.
Diperkirakan, kata dia, pasar pariwisata lokal kini menjadi salah satu alternatif bagi masyarakat yang belum bisa berwisata ke luar Kalimantan karena di tengah kondisi pandemi Covid-19.
Terpisah, pengusaha pariwisata lokal Dedi Sudarya Nala Arung mengatakan, sektor pariwisata menjadi salah satu yang paling terdampak akibat wabah Covid-19. Namun di sisi lain, masyarakat lokal justru berani membuka peluang usaha pariwisata dengan konsep kearifan lokal.
Ia menyebut sektor wisata Kukar memiliki kekuatan pada kegiatan event serta potensi kearifan lokal. Hal itulah yang bisa menjadi fokus pemerintah.
“Mungkin pemerintah bisa mengundang seluruh pelaku pariwisata lokal untuk membahas kondisi pariwisata di Kukar. Salah satu yang dibahas, mungkin semacam subsidi yang juga bisa membuat sektor pariwisata terus bertumbuh,” ujar Dedi.