BEBERAPA hari terakhir,foto kantor bupati Jayawijaya yang terbakar beredar di media sosial. Sejumlah akun Facebook membagikan ulang foto itu dengan menyebut tanggal kejadian 23 September 2020. Insiden itu disebut-sebut sebagai bentuk penolakan masyarakat terhadap otonomi khusus.
“Kantor Bupati Jayawijaya Wamena. Dibakar habis oleh warga masyarakat penolakan Otsus Jilid II. 23/09/2020.” Demikian keterangan yang diunggah akun Facebook Timor Leste iha Mundu pada 26 September lalu dalam tiga bahasa (bit.do/TolakOtsusJilidII).
Informasi tersebut terbilang janggal. Jika pembakaran terjadi Rabu pekan lalu, bisa dipastikan hal itu akan muncul di pemberitaan media arus utama. Nyatanya, tak ada satu pun media besar yang memberitakan pembakaran kantor bupati Jayawijaya pekan lalu.
Setelah ditelusuri, foto tersebut ternyata diabadikan pada 2019. Kala itu memang terjadi kerusuhan untuk menentang rasialisme di sejumlah titik di Provinsi Papua.
Potongan gambar gedung yang terbakar itu pernah diunggah kanal YouTube Lambemu Entertainment pada 23 September 2019.
Judulnya Detik-Detik Kerusuhan di Wamena, Papua Pasca Demo, Kantor Bupati Dibakar!!. Video berdurasi 2 menit 10 detik itu menampilkan sejumlah gambar kantor bupati yang terbakar. Anda dapat melihatnya di bit.do/Kebakaran2019.
Sementara itu, portal papua.antaranews.com menyebutkan bahwa upaya pemulihan kantor bupati Jayawijaya setelah terbakar pasti dilakukan. Namun, Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) John Wempi Wetipo mengatakan, belum ada kepastian soal dana pembangunan kantor tersebut.
“Memang belum ada kepastian pembangunan, apakah dari pemerintah kabupaten atau dari Kementerian PUPR,” ujarnya. Dia menambahkan, total kebutuhan dana pembangunan mencapai Rp 20 miliar. Anda dapat membaca berita yang terbit 13 Maret 2020 itu di bit.do/AkanDibangun. (zam/c18/fat/kri/k16)
Fakta:
Foto kantor bupati Jayawijaya yang terbakar itu diabadikan pada 23 September 2019, bukan 23 September 2020.
