BALIKPAPAN--Posyandu di Balikpapan diakui sebagai yang teraktif se-Kaltim. Hanya saja, sejak Maret lalu tidak ada kegiatan yang dilakukan di posyandu. Maraknya kasus Covid-19 memaksa Ketua Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Balikpapan Arita Effendi Rizal memerintahkan sementara waktu untuk meniadakan semua kegiatan.
Lalu, bagaimana cara PPK memonitor tumbuh kembang anak yang biasanya dilakukan di posyandu? Ia pun menjawab, masing-masing keluarga melaporkan secara mandiri melalui kader posyandu. Bagaimana kondisi anak, apakah ada kendala atau tidak. Bila memiliki alat ukur bisa dipergunakan dan hasilnya dilaporkan melalui pesan WhatsApp.
Pemberian vitamin tetap dilakukan melalui pihak RT/posyandu, lalu diteruskan kepada orangtua. "Sekarang masih mandiri dulu dari tiap keluarga agar melapor, karena jumlah kader/petugas posyandu juga terbatas," ucapnya.
Sekitar bulan Agustus hingga September lalu angka kasus positif Covid-19 melonjak, padahal sebelumnya bersama almarhum Sriyono yang merupakan Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat dan Plt Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Balikpapan tengah mewacanakan pembuatan program.
Program yang direncanakan itu berkaitan bagaimana cara posyandu dapat dibuka secara bertahap. Dan setidaknya di tiap kecamatan ada dua posyandu yang siaga selama pandemi. Saat itu, dirinya sangat merasa kehilangan dan sedih kehilangan sosok Sriyono yang aktif turun ke lapangan. Mengingat angka kasus yang belum kunjung turun ketika itu, maka wacana belum kembali digulirkan.
Sekarang dengan angka yang mulai melandai, pihaknya bersama dinas terkait akan kembali melakukan evaluasi, sehingga layanan posyandu bisa kembali aktif. Dirinya juga menilai masyarakat sudah mulai sadar sehingga aktivitas/kegiatan di posyandu bisa dilakukan. "Semoga terus melandai, sehingga kegiatan dapat berjalan normal lagi, dan layanan posyandu bisa berjalan sesuai fungsinya," tuturnya. (lil/ms/k15)