Industri Syariah Sumber Pertumbuhan Ekonomi Baru

- Jumat, 30 Oktober 2020 | 11:36 WIB

JAKARTA - Pandemi SARS-CoV-2 memang telah mengubah perilaku masyarakat. Meski demikian, perekonomian harus tetap hidup. Bank Indonesia (BI) menilai, mengintegrasikan ekonomi dan keuangan syariah dengan digitalisasi perlu untuk membentuk ekosistem ekonomi baru.

"Digitalisasi menjadi penting untuk mendapatkan manfaat yang maksimal di era baru ini. Sehingga akan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru," kata Deputi Gubernur BI Sugeng dalam webinar Indonesia Sharia Economic Festival. Sebagai negara berpenduduk muslim terbesar, Indonesia memiliki sisi supply dan demand yang kuat. Ada 28 ribu pesantren dengan lebih dari 2 juta santri. Juga, terdapat 14 bank umum syariah, 20 unit usaha syariah, 163 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) syariah, dan 4.500 lembaga keuangan mikro syariah.

 Sugeng menjelaskan, Indonesia telah menyusun master plan ekonomi dan keuangan syariah. Pertama, memperkuat rantai nilai halal (halal value chain) dengan program gaya hidup halal (halal lifestyle) dan sertifkasi produk halal. Melalui dua program tersebut akan membentuk branding halal.

 Menurut dia, branding sangat penting. Perlu dipromosikan secara luas. Termasuk platform digital dan media sosial. Sebab, perlunya membangun pemahaman masyarakat yang memadai tentang produk halal. Misalnya, makanan halal itu pasti sehat dan enak. Begitu pula, wisata ramah muslim yang bercitra sebagai pariwisata bersih (hygiene), nyaman, dan aman. "Karena kebersihan adalah bagian dari iman atau iman," ujar Sugeng.

Kedua, mengintegrasi keuangan sosial dan komersial. BI bersama pemerintah dan Badan Wakaf telah mengembangkan sukuk wakaf tunai. Melalui instrumen tersebut bisa untuk membiayai pembangunan rumah sakit atau proyek lainnya. Ketiga, tentang usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) syariah. Sugeng menegaskan, pihaknya berkomitmen untuk mengembangkan unit bisnis pondok pesantren melalui berbagai program. Tahun ini, setidaknya lebih dari 300 unit usaha pesantren dan UMKM Islam yang telah berkembang di seluruh Indonesia.

Dengan jumlah unit usaha itu, BI akan mengintegrasikan unit bisnis tersebut, melalui proyek Hebitren (Holding Ekonomi dan Bisnis Pesantren). Sehingga masing-masing pesantren dapat menjual dan membeli produk yang dihasilkan. 'Kami menyebutnya bisnis linkage and matching. Hal ini pada akhirnya akan menumbuhkan skala usaha Pesantren dan UMKM syariah, sekaligus menjadi sumber pertumbuhan ekonomi syariah," terangnya.

Sementara itu, Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, keberadaan holding bisnis pesantren akan mempermudah inisiatif strategis pengembangan pesantren. Termasuk meningkatkan tata kelola, pengembangan akses dan penetrasi pasar bersama pesantren. Sehingga menguatkan kemandirian pondok pesantren untuk mendukung akselerasi ekonomi melalui unit usaha.

"Juga meningkatkan ke akses keuangan, sehingga menjadikan pondok pesantren dengan volume bisnis yang besar. Terutama dalam melakukan negosiasi dengan mitra-mita bisnis lain," ucap alumnus Iowa State University itu. Di sisi lain, ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abra Talattov menilai, ekonomi syariah bisa meringankan tekanan ekonomi akibat pandemi. Contohnya, melalui instrumen dana sosial syariah. Seperti zakat, infaq, sodakoh, dan wakaf atau yang biasa disebut ziswaf yang dapat dimanfaatkan untuk membantu masyarakat terdampak Covid-19.

 Menurut dia, pagebluk Covid-19 membuat masyarakat lebih solid dalam mengumpulkan dana sosial. Tidak hanya membantu untuk kebutuhan konsumtif primer seperti sembako. Tapi mendorong stimulasi usaha-usaha produktif. Dana tersebut juga digunakan beberapa lembaga ziswaf sosial untuk melakukan pedampingan usaha. 

Selain itu, dana ziswaf dapat bantu masyarakat miskin untuk segera bangkit dan menghidupkan mata pencaharian mereka. "Ziswaf ini jadi sumber alternatif pendanaan, misal untuk para korban PHK," kata Abra. (han)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

BPJS Ketenagakerjaan Perkuat Kerja Sama dengan SRC

Jumat, 29 Maret 2024 | 14:49 WIB

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB
X