Di Kaltim, Penyaluran Pinjaman Online Terus Meroket

- Jumat, 30 Oktober 2020 | 10:48 WIB
Hingga September 2020, jumlah pinjaman dana yang disalurkan ke masyarakat Kaltim mencapai Rp 1,16 triliun, naik 97,50 persen dari tahun lalu.
Hingga September 2020, jumlah pinjaman dana yang disalurkan ke masyarakat Kaltim mencapai Rp 1,16 triliun, naik 97,50 persen dari tahun lalu.

SAMARINDA- Financial technology (fintech) sudah menjadi alternatif masyarakat yang ingin mendapatkan pendanaan. Ini terlihat dari penyaluran pinjaman online di Kaltim yang terus tumbuh. Sampai September 2020 lalu, penyaluran utang online di Bumi Etam mencapai Rp 1,16 triliun atau meningkat 97,50 persen (year on year/yoy).

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, kinerja fintech terus meningkat. Jumlah rekening peminjam online di Indonesia sampai September 2020 meningkat 103 persen (yoy). Secara nasional rekening peminjam berada di angka 29.216.929 entitas, di Kaltim 306.269 entitas meningkat 108 persen dibandingkan tahun lalu. Sedangkan Kaltara meningkat 98,76 persen (yoy) dengan jumlah rekening borrower 26.366 entitas.

Tak hanya jumlah peminjam, rekening lender turut meningkat. Total keseluruhan secara nasional mencapai 681.623 entitas, tumbuh 21,99 persen. Di Kaltim jumlah rekening pemberi pinjaman sudah mencapai 6.560 entitas meningkat 32,05 persen. Begitu juga dengan Kaltara total lender tumbuh 19,67 persen, mencapai 651 entitas.

Tak main-main, jumlah penyaluran pinjaman online sudah mencapai Rp 121,69 triliun, meningkat 113 persen. Di Kaltim nominal utang online sudah mencapai Rp 1,16 triliun, meningkat 97,50 persen. Begitu juga dengan Kaltara mencapai Rp 89,99 miliar meningkat 105 persen.

Kepala OJK Kaltim Made Yoga Sudharma mengatakan, kinerja fintech yang terus meningkat merupakan hal baik, karena turut meningkatkan inklusi keuangan Kaltim. Sebab fintech bertujuan menciptakan keadilan sosial bagi masyarakat unbankable atau belum terjamah bank.

Dia menyebut, pengguna fintech kebanyakan tidak mendapatkan pendanaan konvensional. Sehingga mereka mencari alternatif sumber pendanaan selain bank. “Kalau jumlahnya terus meningkat hal itu menandakan masyarakat Kaltim sudah menggunakan fintech sebagai pilihan dalam pendanaan dengan baik,” jelasnya, Kamis (29/10).

Menurutnya, masyarakat juga turut membantu meningkatkan inklusi keuangan di daerah. Namun tetap memiliki risiko yang harus dijalankan dengan hati-hati. Sebab meminjam di fintech itu semuanya berasal dari handphone, sangat mudah dan cepat. Tapi kadang masyarakat lupa dengan risiko gagal bayar, sebab bunga yang diberikan fintech lebih tinggi dibandingkan rata-rata perbankan.

“Masyarakat tetap harus hati-hati dan memastikan kemampuan mengembalikan dana tersebut. Rekening dan jumlah pinjaman online yang terus bertambah harus juga diimbangi dengan ketaatan membayar para borrower, dan hati-hati dalam memperhitungkan kemampuan membayar,” pungkasnya. (ctr/ndu/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X