Pandemi Tak Kenal Libur, Tren Sembuh dari Corona Meningkat

- Jumat, 30 Oktober 2020 | 09:36 WIB
Prof Wiku Adisasmito
Prof Wiku Adisasmito

Pemerintah terus mengingatkan  masyarakat agar waspada saat memasuki masa libur panjang Maulid Rasulullah Muhammad SAW dan cuti bersama dari tanggal 28 Oktober sampai 1 November.

JAKARTA - Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito memohon kesiapsiagaan seluruh daerah destinasi wisata untuk antisipasi terjadinya klaster libur panjang. Pemerintah daerah dan masyarakat harus waspada dan bekerja sama untuk tidak menimbulkan kasus baru dan meningkatkan perawatan Covid-19 agar seluruhnya bisa sembuh.

-


"Ingat, pandemi tak mengenal kata libur," ujar Prof Wiku Adisasmito dalam keterangan pers di Media Center Satgas Penanganan Covid-19 Graha BNPB Jakarta pada Selasa (27/10) sore. Prof Wiku menambahkan, jumlah penambahan kasus positif selama sepekan terakhir ini mencapai 3.520 orang, dengan kasus aktif 60.685 orang (16,4 persen). Torehan ini masih di bawah angka kasus aktif di dunia yang berada di angka 23,84 persen atau selisih 7 persen di bawah kasus dunia. 

Begitu juga dengan jumlah kasus sembuh sampai saat ini sebanyak 322.248 orang (81,3 persen), sedikit lebih tinggi dari perolehan kasus sembuh dunia yang mencapai 73,49 persen. Kasus sembuh di dunia belakangan ini cenderung menurun sedangkan kasus sembuh di Indonesia meningkat.

"Ini kabar baik yang perlu dipertahankan, angka kesembuhan bisa naik terus, sehingga tidak ada yang meninggal," ujarnya. Adapun jumlah kasus meninggal dalam sepekan ini menyentuh angka 13.512 orang (3,4 persen) masih di atas rata-rata dunia yang berada di 2,6 persen.
Dalam minggu ini, lanjut Prof Wiku, perkembangan kasus positif Covid-19 cenderung menurun sebesar 4,5 persen. Ini perkembangan ke arah lebih baik karena kasus positif alami penurunan.

Kabar baik berikutnya juga dialami oleh tiga provinsi yang pekan ini mampu menekan angka penambahan kasus positif mingguan, yakni Provinsi Sumatra Barat, Sulawesi Tengah, dan Nusa Tenggara Barat. Sebaliknya, pemerintah mengingatkan kepada lima besar provinsi yang mengalami lonjakan penambahan kasus tertinggi.

Dengan perincian, Jawa Barat naik 627 kasus, Banten 345 kasus, Kepulauan Riau naik 238 kasus, Riau naik 234 kasus, dan Jawa Tengah naik 184 kasus. "Kami melihat tren dari yang sebelumnya mengalami kebaikan yang terjadi, namun daerah ini menjadi lengah. Kami mohon perhatiannya bagi daerah-daerah yang masih masuk lima besar agar melakukan evaluasi protokol kesehatan di masyarakatnya," ungkap Prof Wiku. Meski penambahan kasus positif mingguan menurun, Prof Wiku menambahkan jumlah kasus kematian mengalami kenaikan.

Pekan ini peningkatan sebesar 18 persen pada penambahan kematian mingguan. Provinsi Banten, Nanggroe Aceh Darussalam, DKI Jakarta, dan Sumatra Utara yang pekan sebelumnya berada di lima besar provinsi dengan angka kenaikan kematian tertinggi telah berhasil menekan angka kematian pada pekan ini sehingga keluar dari lima besar.

"Provinsi Jawa Tengah masih bertahan di lima besar kematian tertinggi seperti pekan sebelumnya. Jawa Barat naik 89, Sumatra Barat naik 22, Jawa Tengah naik 16, Kepulauan Riau naik 10, dan Nusa Tenggara Barat naik 7," papar Prof Wiku yang akan kembali melakukan konferensi pers dan tanya jawab dengan para wartawan pada Kamis (29/10) yang merupakan hari libur cuti bersama. (stpc19/ahm/ddl/far/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Puncak Arus Balik Sudah Terlewati

Selasa, 16 April 2024 | 13:10 WIB

Temui JK, Pendeta Gilbert Meminta Maaf

Selasa, 16 April 2024 | 10:35 WIB

Berlibur di Pantai, Waspada Gelombang Alun

Senin, 15 April 2024 | 12:40 WIB

Kemenkes Minta Publik Waspada Flu Singapura

Minggu, 14 April 2024 | 07:12 WIB

Kemenkes Minta Publik Waspada Flu Singapura

Sabtu, 13 April 2024 | 15:55 WIB
X