Rektor IPB: Pemerintah Tak Bisa Sendiri Berantas Corona

- Jumat, 30 Oktober 2020 | 09:33 WIB
Prof Dr Arif Satria SP MSi
Prof Dr Arif Satria SP MSi

JAKARTA - Pemerintah dalam hal ini Satgas Penanganan Covid-19 tidak bisa sendirian dalam menangani penyebaran virus corona. Butuh kerja sama melibatkan organisasi masyarakat, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah dan memberdayakan gerakan level bawah.

Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) sekaligus penyintas Covid-19, Prof Dr Arif Satria SP MSi mengatakan kampanye edukasi harus benar-benar efektif dan tidak bisa melulu dari pemerintah. Butuh gerakan sosial luar biasa. "Edukasi  harus benar-benar efektif dan enggak bisa melulu dari pemerintah butuh gerakan sosial luar biasa," ujar Arif Satria dalam sambungan Zoom.

-


Arif mengatakan kesadaran menerapkan protokol kesehatan, pakai masker, jaga jarak dan mencuci tangan pakai sabun itu hanya terjadi di wilayah perkotaan. Namun, kesadaran penegakan protokol kesehatan di daerah dinilai tak sepatuh masyarakat Jabodetabek. Alasannya, di daerah mengalami problem keteladanan tokoh. "DPRD, bupati/wali kota, ahli agama memberi contoh yang baik, akan lebih mudah menyerap ke bawah," ujarnya. 

Sementara salah satu tokoh Nahdlatul Ulama (NU) KH Yahya Cholil Staquf mengatakan tokoh agama sudah banyak terlibat dalam memutus mata rantai Covid-19, terutama di kalangan pesantren. Ia menyebutkan hampir semua pesantren seluruh Indonesia menunda pembelajaran secara langsung. Rata-rata belajar secara daring. Kalaupun ada yang memulai membawa santri ke asrama, itu pun dengan prosedur protokol kesehatan yang sangat ketat sekali.

"Ini menjadi sosialisasi yang sangat kuat, sehingga orangtua murid atau wali santri tahu apa yang harus dilakukan dengan wabah ini," ujar Yahya Cholil Staquf melalui Zoom. Yahya menambahkan hampir semua kegiatan komunitas yang biasanya dilakukan dengan berkumpul sudah beralih ke virtual. Ini dengan sendirinya menjadi wahana sosialisasi kampanye masyarakat.

"Saya melihat masyarakat dari kalangan terdidik dengan kelas menengah sudah banyak mengetahui seluk-beluk Covid-19 ini, dan sudah punya kesadaran cukup tinggi. Tapi ada sebagian masyarakat karena kondisi kehidupan secara realistis tidak membuat dia terhalang dari akses informasi," ujarnya.
(stpc/ahm/vjy/far/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Puncak Arus Balik Sudah Terlewati

Selasa, 16 April 2024 | 13:10 WIB

Temui JK, Pendeta Gilbert Meminta Maaf

Selasa, 16 April 2024 | 10:35 WIB

Berlibur di Pantai, Waspada Gelombang Alun

Senin, 15 April 2024 | 12:40 WIB

Kemenkes Minta Publik Waspada Flu Singapura

Minggu, 14 April 2024 | 07:12 WIB

Kemenkes Minta Publik Waspada Flu Singapura

Sabtu, 13 April 2024 | 15:55 WIB
X