SAMARINDA- Kinerja bisnis logistik tergerus hingga 70 persen akibat penyebaran Covid-19 dalam enam bulan terakhir. Saat ini, bisnis tersebut sudah mulai bangkit, namun masih susah kembali pada kinerja awal. Bisnis ini sudah meningkat sekitar 30 persen namun dianggap masih jauh dari kata pulih.
Wakil Ketua Bidang Logistik Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Kaltim Sevana Podung mengatakan, sejak beberapa bulan lalu bisnis logistik memang tidak pernah dibatasi meskipun saat pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Namun, tetap terjadi penurunan drastis mencapai 70 persen. Sebab, aktivitas yang terbatas membuat volume pengiriman juga menurun.
Ditambah lagi dengan daya beli yang menurun. “Saat ini setelah aktivitas mulai normal, bisnis logistik juga sudah mulai meningkat. Namun, masih jauh dari kata pulih,” ujarnya, Rabu (28/10).
Dia menjelaskan, data usaha logistik akan mengalami perbaikan seiring dengan dimulainya fase new lifestyle yang mendorong kembali peningkatan aktivitas dan daya beli masyarakat. Salah satu faktor utama perbaikan berasal dari dimulainya fase relaksasi pembatasan sosial aktivitas masyarakat dengan dibukanya pusat perbelanjaan dan kegiatan usaha lainnya.
“Namun karena penurunannya yang sangat drastis mencapai 70 persen pada awal Covid-19, sehingga sangat berat untuk pulih. Saat ini peningkatannya masih kecil sekali, 40 persen saja tidak sampai. Baru sekitar 30 persen saja peningkatannya,” ungkapnya.
Dia menegaskan, bisnis logistik berbicara bisnis antar pulau. Dan yang mulai bekerja baik adalah bisnis ekspor. Seperti ekspor crude palm oil (CPO) dan batu bara. Terlihat dari surplusnya neraca perdagangan. “Tapi kalau untuk logistik lainnya seperti kebutuhan masyarakat, itu belum pulih. Meningkatnya tidak terlalu banyak dan belum mengembalikan penurunan yang mencapai 70 persen tadi,” jelasnya.
Bisnis logistik saat ini masih sangat bergantung terhadap distribusi vaksin. Seiring pendistribusian vaksin, masyarakat cenderung lebih percaya untuk berbelanja dan melakukan aktivitas. Namun, vaksin ini masih memerlukan banyak uji coba, sehingga tingkat konsumsi juga masih terbatas. Dampak ekonominya juga akan tertunda.
“Tapi secara umum, bisnis ini sudah membaik dan kemungkinan akan terus berlanjut sampai pandemi bisa diatasi dengan vaksin. Tapi, tetap dibutuhkan kerja sama masyarakat terkait penerapan protokol kesehatan. Sehingga masyarakat berbelanja tanpa rasa khawatir, sehingga konsumsi tumbuh bisnis logistik juga akan terus bergerak maju,” pungkasnya. (ctr/ndu/k15)