Rencana RS Satelit Dibatalkan, Pemkot Tetap Berlakukan Isolasi Mandiri

- Kamis, 29 Oktober 2020 | 11:44 WIB
SULIT TEREALISASI: Hotel Grand Mutiara dipastikan batal dijadikan tempat karantina bagi pasien Covid-19 dengan gejala ringan dan tanpa gejala.
SULIT TEREALISASI: Hotel Grand Mutiara dipastikan batal dijadikan tempat karantina bagi pasien Covid-19 dengan gejala ringan dan tanpa gejala.

Setelah menggantung, Pemkot Bontang memastikan tidak akan menjadikan Hotel Grand Mutiara sebagai rumah sakit satelit untuk pasien Covid-19.

--

BONTANG – Penunjukan rumah sakit satelit RSUD Taman Husada mendadak dibatalkan Pemkot Bontang. Hal ini dibenarkan oleh Sekretaris Kota (Sekkot) Bontang Aji Erlynawati. Menurut dia, langkah ini sulit terealisasi, mengingat terbatasnya tenaga dan peralatan kesehatan.  

“RS satelit itu seharusnya dilengkapi perlengkapan medis yang standar. Itu bukan hal yang mudah dilakukan. Apalagi jumlah tenaga kesehatan juga terbatas,” kata perempuan yang akrab disapa Iin ini. 

Sebagai gantinya, pemkot beserta manajemen RSUD Taman Husada telah melakukan pengalihfungsian ruang cempaka. Ruang yang terletak di lantai empat bangunan rumah sakit pelat merah itu bakal dijadikan tempat isolasi. Khususnya bagi pasien kategori suspek. Nantinya ada 10 ranjang di ruangan tersebut. Terkait akses masih dalam upaya pembenahan oleh pihak manajemen rumah sakit. 

“Dalam waktu dekat, pemkot akan menambah jumlah alat pasien monitor untuk ruang isolasi itu,” ucapnya. Dijelaskan dia, tidak gampang membuat rumah sakit satelit. Bahkan sebagian tenaga medis RSUD Taman Husada yang ada ditempatkan untuk menangani pasien Covid-19.  

“Itu-itu aja tenaga kesehatannya dengan jadwal yang diatur. Apalagi harus membagi diri ke rumah sakit satelit,” tutur dia.Ia pun juga memastikan bagi pasien terkonfirmasi positif dengan gejala ringan atau tanpa gejala, tetap memakai skema isolasi mandiri di rumah masing-masing. Tentunya ini bertentangan dengan tujuan penunjukan rumah sakit satelit saat itu yakni penghapusan isolasi mandiri. Pasalnya, saat proses isolasi mandiri kesusahan dalam pengawasan. 

“Nanti dilihat gejala klinisnya seperti apa. Kalau memang ada rekomendasi untuk mendapatkan perawatan atau masyarakat kemampuan rendah ya dilakukan,” sebutnya. 

Iin juga membantah batal beroperasinya rumah sakit satelit karena kesepakatan harga dengan pihak Hotel Grand Mutiara. Bangunan yang diwacanakan sebelumnya untuk dijadikan tempat perawatan. “Bukan masalah itu (harga) karena bisa dikomunikasikan. Anggaran sudah ada sebenarnya untuk melakukan itu,” terang dia.

Pemkot berharap selanjutnya angka kasus terkonfirmasi tidak ada lagi meningkat, sehingga ruangan yang tersedia masih mengakomodasi pasien dengan kategori sedang dan berat.  

Diketahui, jumlah kasus terkonfirmasi positif mencapai 979. Dengan total pasien sembuh yakni 751 orang. Sementara pasien meninggal berjumlah 22 jiwa. Artinya, saat ini jumlah kasus aktif yaitu 231 kasus. (*/ak/rdh/k16)

 

 

 

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X