PROKAL.CO,
SEJAK 2007, Agi Putra Aspian memang menyukai dunia fotografi. Semua dia pelajari autodidak. Mulai cara mengambil atau mencari angle foto terbaik, hingga editing. Mengenal Instagram sejak 2012, dia mulai getol mengunggah hasil karyanya. Seiring waktu, tepatnya pada 2018, dia melihat peluang. Berkutat di dunia foto, mengapa tak dia jadikan ide bisnis.
Dia pun membuka jasa foto produk. Mereka yang sudah lama mengikuti laman Instagram Agi melirik hasil karyanya. Dulunya, karakter foto Agi bermain di alam. Mengaku sebagai anak yang tak terlalu suka keluar rumah, dia mengubah haluan. Sebab, disebutkan teman-temannya yang juga memiliki ketertarikan foto alam, banyak yang mulai vakum. “Wah aku enggak bisa, aku enggak mau kayak mereka. Jadi ya aku nemu ciri fotoku itu white cultural. Bisa foto di rumah, ada studio sendiri juga,” ungkapnya.
Dia pun getol mempelajari editing foto.
Beberapa klien berdatangan. “Justru pasarku bukan di Samarinda, kebanyakan di luar Pulau Kalimantan dan luar negeri,” sebut pria kelahiran 1991 itu. Bergerak di bidang industri kreatif, semua Agi pelajari sendiri. Sebut saja Bandung, Surabaya, Jakarta, juga Jogjakarta. Menimba ilmu pun tak segan dengan bertanya kepada teman. Berbagai referensi dia cari. Memperkaya pengetahuannya terkait foto produk.
“Dari Amerika itu klien ada produk tas, dari Inggris ada sepatu, Swedia itu baju rasanya. Sampai Tiongkok juga ada, Singapura juga,” kata dia. Komunikasi lewat e-mail atau mengetuk langsung direct message Instagram Agi. Harga yang ditawarkan untuk luar negeri biasanya per foto. Nominal yang dipatoknya pun berbeda antara klien luar dan dalam negeri. “Lebih murah klien sini (Indonesia). Biasanya kisaran 20-30 dolar per foto kalau luar negeri. Bergantung jenis fotonya. Brief foto yang dimau klien seperti apa, ya alhamdulillah klien luar negeri enggak cerewet. Banyak cerewet itu klien sini sih,” ujarnya lalu terkekeh.
Sejauh pengetahuan Agi, di Samarinda belum banyak usaha yang serupa dengannya. Beberapa temannya yang seprofesi, lebih memilih jasa foto makanan. Sebelumnya, dalam sebulan menyediakan delapan slot brand untuk sesi foto. “Tapi sekarang aku kurangi. Sebab, beberapa klien langganan kadang mendadak, jadi sebulan empat slot. Sisanya bisa melayani klien langganan itu. Aku tetap berusaha menjaga hubungan dengan klien,” sebutnya.