Pemerintah Terapkan Aturan Restoran dan Bar Tutup Pukul 18.00, Warga Italia Meradang dan Bikin Rusuh

- Rabu, 28 Oktober 2020 | 16:04 WIB
Warga Italia demo dan bikin rusuh menolak diberlakukannya aturan baru terkait penanggulangan Covid-19.
Warga Italia demo dan bikin rusuh menolak diberlakukannya aturan baru terkait penanggulangan Covid-19.

MILAN- Situasi di Italia memanas. Aturan baru penanggulangan Covid-19 yang diterapkan pemerintah membuat penduduk Negeri Pizza itu meradang. Penduduk di kota-kota besar akhirnya turun ke jalan Senin (26/10). Sebagian aksi massa itu berujung bentrok dengan pihak kepolisian.

BBC melaporkan, demonstrasi terjadi di Roma, Genoa, Palermo, Trieste, Turin, Milan, dan Naples. Di Milan, polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan demonstran. Kericuhan terparah terjadi di Turin.

Amarah penduduk tersulut setelah pemerintah menerapkan aturan bahwa restoran, bar, dan berbagai tempat lainnya harus tutup pada pukul 18.00. Mereka boleh menerima pesanan hingga tengah malam, tapi pengunjung tak boleh makan di tempat. Olahraga yang melibatkan kontak fisik dengan orang lain juga dihentikan sementara.

Demikian juga proses belajar-mengajar. Sekitar 75 persen siswa di Italia harus kembali belajar via daring. Kebijakan baru itu berlaku hingga 24 November mendatang. Beberapa wilayah seperti Lombardy dan Piedmont bahkan memberlakukan jam malam.

Pemerintah juga meminta penduduk tak ke luar kota terlebih dahulu, kecuali untuk urusan sangat penting. ’’Saya pikir dengan pembatasan tersebut, kita akan sedikit menderita bulan ini. Kita baru bisa bernapas lagi pada Desember,’’ terang Perdana Menteri (PM) Italia Giuseppe Conte Minggu (25/10) di hadapan awak media.

Italia bersama negara-negara Eropa lainnya memang tengah menghadapi gelombang lanjutan Covid-19. Mereka berharap Desember situasi bisa terkendali. Sebab, itu adalah momen perayaan Natal dan tahun baru. Pada tahun-tahun sebelumnya, roda perekonomian bergerak lebih cepat di akhir tahun.

Sayangnya, para pelaku ekonomi tidak berpendapat sama. Lockdown berkali-kali dan berbagai kebijakan ketat lainnya membuat perekonomian mereka terpuruk. Bisnis mereka sempat menggeliat ketika kasus Covid-19 mereda. Namun, jika lockdown lokal kembali diberlakukan, mereka potensial bangkrut.

Beberapa hari sebelumnya, para pengemudi taksi melakukan aksi damai dengan memarkir taksi berjejer. Order mereka sepi karena tidak ada turis yang datang ke Italia. (sha/c7/bay)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X