Hotel Grand Mutiara sebagai rumah sakit satelit RSUD Taman Husada hingga kini belum jelas. Pihak hotel yang berlokasi di Jalan Arif Rahman Hakim ini menilai belum ada tindak lanjut dari wacana tersebut hingga sekarang. Pemilik Hotel Grand Mutiara, Roy mengaku justru pihaknya yang proaktif menanyakan kepastian kepada Pemkot Bontang. Tetapi, pembahasan seputar harga hingga kepastian kapan mulai beroperasi masih tanda tanya.
“Belum ada kabar hingga kini. Dugaan saya, pemkot sudah bisa mengatasi kasus Covid-19 sehingga tidak jadi mengambil langkah itu (penunjukan rumah sakit satelit),” kata Roy saat dihubungi Kaltim Post pada Selasa (27/10).
Akan tetapi secara kesiapan pihak hotel sudah lakukan. Termasuk pengaturan akses nantinya ketika pasien datang. Pada awalnya, pihak hotel memperuntukkan gedung kuning bangunan hotel untuk merawat pasien Covid-19. Jumlah kamar di bangunan itu mencapai 50 unit. Terdiri dari tiga lantai. “Jadi, untuk pasien bisa kami arahkan langsung melalui jalur belakang bangunan. Langsung menuju ke kamar. Karena akses lobi kami batasi,” ucapnya.
Jika masih kurang maka diberikan lantai satu dan dua gedung merah. Sementara lantai atas masih diperuntukkan untuk tamu hotel. Solusinya dengan menyekat akses ke kedua lantai itu. “Itu bisa diatur. Jadi, tetap berjalan bagi pelancong yang mau bermalam di hotel dalam kondisi sehat. Tidak mengganggu operasional hotel,” tutur dia.
Ditambah lahan parkir di belakang bangunan hotel terbilang luas. Sehingga dapat digunakan untuk parkir kendaraan tenaga kesehatan. Disinggung mengenai kesepakatan harga juga belum ada pembicaraan. Bahkan, ia menduga anggaran yang diperuntukkan untuk itu belum cair. “Itu menurut saya. Tetapi kapan pun dibutuhkan kami siap. Karena ini menyangkut aspek sosial,” sebutnya.
Sebelumnya, Pemkot Bontang telah mengambil kebijakan seiring overload-nya ruang isolasi pasien Covid-19 di RSUD Taman Husada. Bukan penunjukan ruangan di fasilitas kesehatan tersebut. Melainkan menunjuk Hotel Grand Mutiara sebagai rumah sakit satelit. Hal itu dibenarkan oleh Direktur RSUD Taman Husada dr I Gusti Made Suhardika. “Nanti yang mengelola itu kami (manajemen RSUD),” pungkas dr Gusti. (*/ak/rdh/k15)