SAMARINDA–Dalam rangka peningkatan penelusuran pasien terkonfirmasi Covid-19, pemkot meresmikan operasional mobil polymerase chain reaction (PCR), (27/10). Meski sekitar dua pekan ke depan, operasionalnya mengutamakan tracing terhadap tenaga kesehatan (nakes) dan surveilans di puskesmas-puskesmas dan pemerintah kecamatan-kelurahan.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Samarinda dr Osa Rafshodia menerangkan, mobil akan berkeliling mendatangi puskesmas-puskesmas di seluruh kecamatan, untuk melayani pemeriksaan terhadap nakes yang bertugas. Setelah itu baru bisa memeriksa spesimen pasien-pasien rumah sakit. "Salah satu fungsi mobil ini mendukung percepatan tracing bagi pasien UGD, agar hasil tes cepat diketahui. Sehingga, langkah penanganan bisa ditentukan. Apakah pasien perlu ke ruang khusus atau tidak," ucapnya, kemarin.
Terkait bisa melayani umum, Osa memastikan bisa. Namun, harus melalui rekomendasi dari tim satgas atau surveilans di tingkat kecamatan. "Tidak bisa ujuk-ujuk datang minta diperiksa, harus ada rekomendasi. Misalnya, warga tersebut kontak erat dengan pasien terkonfirmasi, dan ada pengantar dari rumah sakit atau puskesmas," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Samarinda dr Ismid Kusasih mengatakan, turut diresmikan sembilan mobil operasional Dinas Kesehatan. Kendaraan yang berasal dari anggaran DAK 2020 itu antara lain empat ambulans untuk puskesmas, dan lima mobil puskesmas keliling. Sedangkan mobil PCR berasal dari anggaran belanja tak terduga (BTT) tanggap darurat Covid-19. "Khusus mobil PCR nanti bisa mendukung kegiatan razia Perwali 43/2020. Sehingga, selain penegakan perwali, sekaligus tracing terhadap masyarakat," ucapnya.
Perihal kemampuan, di mobil PCR terdapat dua alat diagnosis berkapasitas masing-masing delapan spesimen, dalam tempo satu kali operasional sekitar 40 menit. Sedangkan operasional alat didukung satu tim kerja terdiri dari enam personel. "Sementara mereka bekerja delapan jam, jadi dalam satu hari minimal 128 spesimen bisa ditangani," singkatnya.
Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang menjelaskan, diresmikannya mobil PCR diharapkan tingkat kecepatan dalam penelusuran pasien terkonfirmasi lebih cepat. Sehingga, bisa dilakukan langkah-langkah pencegahan untuk memutus rantai perkembangan Covid-19. "Target satu sampai dua bulan setiap kecamatan bisa oranye atau pasien di bawah 50. Saat ini hanya empat kecamatan yang oranye, empat lainnya masih merah. Sedangkan dua kecamatan berwarna kuning," ucapnya.
Dia tidak lupa mengimbau masyarakat untuk taat 4M, yakni mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan. Soal penegakan Perwali 43/2020 tentang Penerapan Disiplin Protokol Kesehatan, diakuinya harus tetap dilakukan meskipun tidak intens seperti sebelumnya. "Tipikal masyarakat kita sering lupa. Makanya sosialisasi Perwali harus terus dilakukan. Tujuan akhirnya agar masyarakat bisa menjadikan masker sebagai kebiasaan. Jadi ketika keluar rumah tak pakai masker, warga tersebut langsung ingat, segera kembali ke rumah dan memakai masker. Itu salah satu tujuan penegakan perwali," ucapnya. (dns/dra)