PROKAL.CO,
Kondisi pasar batu bara tahun depan diproyeksi masih akan terpengaruh pandemi Covid-19. Pasokan dan permintaan emas hitam diperkirakan baru pulih pada semester dua 2021.
BALIKPAPAN - Presiden Direktur PT Kideco Jaya Agung M Kurnia Ariawan memaparkan, akibat pandemi Covid-19 ekspor batu bara Indonesia mengalami penurunan signifikan. “Sepanjang kuartal II 2020, ekspor batu bara Indonesia hanya 93 juta ton atau turun 17,6 persen bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni mencapai 113 juta ton,” ucapnya dalam konferensi virtual 31 Tahun Hari Jadi APBI-ICMA, (27/10).
Dia mengungkapkan penurunan permintaan batu bara hampir dialami oleh semua importir, terutama dari India yang turun dari 28 juta ton menjadi 14 juta ton. Hingga akhir tahun ini, permintaan batu bara global diperkirakan berada pada kisaran 938 juta ton. Angka ini turun jauh dari angka perkiraan sebelum Covid-19, yakni 1.035 juta ton.
Kurnia memperkirakan permintaan dan pasokan batu bara mulai pulih pada 2021, tetapi tidak akan berada di level yang sama sebelum Covid-19. Permintaan batu bara global tahun depan diproyeksi berada pada kisaran 973 juta ton. Langkah penanganan Covid-19 seperti vaksin dan kebijakan lockdown diyakini akan berpengaruh pada keseimbangan pasokan dan permintaan batu bara tahun depan.
"Secara umum pada paruh pertama 2021 (pasar batu bara) masih akan terdampak pandemi Covid-19. Lalu baru pada paruh kedua, kita akan lihat real recovery. Tapi ada sejumlah tantangan, seperti bagaimana vaksin akan didistribusikan, bagaimana mutasi virus yang berbeda-beda di tiap wilayah," katanya.