Berharap Kinerja Batu Bara Pulih, Pasar Asia Tenggara Jadi Bidikan Tahun Depan

- Rabu, 28 Oktober 2020 | 10:23 WIB
Kondisi pasar batu bara tahun depan diproyeksi masih akan terpengaruh pandemi Covid-19. Pasokan dan permintaan emas hitam diperkirakan baru pulih pada semester dua 2021.
Kondisi pasar batu bara tahun depan diproyeksi masih akan terpengaruh pandemi Covid-19. Pasokan dan permintaan emas hitam diperkirakan baru pulih pada semester dua 2021.

Kondisi pasar batu bara tahun depan diproyeksi masih akan terpengaruh pandemi Covid-19. Pasokan dan permintaan emas hitam diperkirakan baru pulih pada semester dua 2021.

 

BALIKPAPAN - Presiden Direktur PT Kideco Jaya Agung M Kurnia Ariawan memaparkan, akibat pandemi Covid-19 ekspor batu bara Indonesia mengalami penurunan signifikan. “Sepanjang kuartal II 2020, ekspor batu bara Indonesia hanya 93 juta ton atau turun 17,6 persen bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni mencapai 113 juta ton,” ucapnya dalam konferensi virtual 31 Tahun Hari Jadi APBI-ICMA, (27/10).

Dia mengungkapkan penurunan permintaan batu bara hampir dialami oleh semua importir, terutama dari India yang turun dari 28 juta ton menjadi 14 juta ton. Hingga akhir tahun ini, permintaan batu bara global diperkirakan berada pada kisaran 938 juta ton. Angka ini turun jauh dari angka perkiraan sebelum Covid-19, yakni 1.035 juta ton.

Kurnia memperkirakan permintaan dan pasokan batu bara mulai pulih pada 2021, tetapi tidak akan berada di level yang sama sebelum Covid-19. Permintaan batu bara global tahun depan diproyeksi berada pada kisaran 973 juta ton. Langkah penanganan Covid-19 seperti vaksin dan kebijakan lockdown diyakini akan berpengaruh pada keseimbangan pasokan dan permintaan batu bara tahun depan.

"Secara umum pada paruh pertama 2021 (pasar batu bara) masih akan terdampak pandemi Covid-19. Lalu baru pada paruh kedua, kita akan lihat real recovery. Tapi ada sejumlah tantangan, seperti bagaimana vaksin akan didistribusikan, bagaimana mutasi virus yang berbeda-beda di tiap wilayah," katanya.

Dia berharap perekonomian negara-negara tujuan ekspor batu bara bisa segera pulih, terutama India yang merupakan salah satu negara tujuan ekspor batu bara utama Indonesia.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengatakan saat ini asosiasi tengah aktif bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia di berbagai negara untuk membuka potensi pasar baru bagi batu bara Indonesia, seperti di Pakistan dan Bangladesh.

Selain itu, Hendra juga melihat Asia Tenggara sebagai pasar yang cukup potensial untuk batu bara Indonesia ke depan. "Pasar Asia Tenggara sangat penting untuk masa depan kita. Jika kita gabungkan ASEAN sebagai single market, itu peringkat tiga setelah Tiongkok dan India. Potensi permintaan batu bara dari Asia Tenggara terutama didorong oleh Vietnam," katanya. (aji/ndu/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Transaksi SPKLU Naik Lima Kali Lipat

Jumat, 19 April 2024 | 10:45 WIB

Pusat Data Tingkatkan Permintaan Kawasan Industri

Jumat, 19 April 2024 | 09:55 WIB

Suzuki Indonesia Recall 448 Unit Jimny 3-Door

Jumat, 19 April 2024 | 08:49 WIB

Libur Idulfitri Dongkrak Kinerja Kafe-Restoran

Kamis, 18 April 2024 | 10:30 WIB

Harga CPO Naik Ikut Mengerek Sawit

Kamis, 18 April 2024 | 07:55 WIB

Anggaran Subsidi BBM Terancam Bengkak

Selasa, 16 April 2024 | 18:30 WIB

Pasokan Gas Melon Ditambah 14,4 Juta Tabung

Selasa, 16 April 2024 | 17:25 WIB

Harga Emas Melonjak

Selasa, 16 April 2024 | 16:25 WIB
X