Pemprov Kaltim tetap memprioritaskan proyek pengendalian banjir di Samarinda pada 2021. Diharapkan, prioritas bisa menjadi antisipasi mengingat tantangan iklim akibat la nina ke depan.
SAMARINDA–Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kaltim M Aswin mengatakan, pengendalian banjir menjadi prioritas mengingat menjadi momok di kota-kota besar. "Di sisi lain, sembari kami melakukan penanganan Covid-19," ungkapnya.
Meski angka APBD diprediksi turun, prioritas pembangunan sudah sesuai rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD), termasuk di dalamnya pengentasan banjir Samarinda, Balikpapan, dan Bontang. "Nah kegiatan-kegiatan pembangunan itu sudah banyak direncanakan sesuai ketentuan," tambahnya.
Urusan banjir memang harus segera diantisipasi pemerintah. Mengingat, Kota Tepian yang beberapa tahun belakangan kerap diterpa banjir berhari-hari. Terlebih, saat ini kondisi iklim akibat la nina bakal memperbesar risiko banjir di ibu kota Kaltim.
Kepala Stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Samarinda Riza Arian Noor belum lama ini mengatakan, efek la nina akan bertahan hingga Maret atau Mei tahun depan. La nina yang terjadi pada periode awal musim hujan juga berpotensi meningkatkan jumlah curah hujan di sebagian besar wilayah.
Dari la nina, perlu diwaspadai adanya bencana hidrometeorologi, karena curah hujan lebih tinggi. Dijelaskan Riza, akibat la nina kali ini, wilayah Kaltim dari kajian penelitian akan terjadi kenaikan curah hujan sekitar 20 persen dari normalnya.
"Tetap saja harus waspada. Apalagi untuk daerah seperti Samarinda yang mudah terjadi genangan," jelasnya.
Mengingat, Samarinda memiliki permasalahan kompleks terkait banjir, mulai masifnya pertambangan batu bara di kota ini, pengalihfungsian daerah resapan air, juga daerah aliran sungai dan drainase yang tak ideal. (nyc/dra/k8)